S2| 39. The Best Way (?)

318 34 10
                                    

Soohyun yang mendengar keingan Yeji bercerai darinya, dengan tegas dia menolakya. Dia bahkan menekankan kalau pernikahan mereka masih bisa terselamatkan. Yeji terkekeh keras seakan dia menyadari kalo ucapan Soohyun hanya omong kosong saja. Dan apa? Masih bisa diselamatka? Setelah apa yang diperbuatnya, dia masih bisa mengatakan kalimat itu? Hah, kali ini Yeji tidak akan tertipu lagi.

"Terserah kau! Yang jelas, aku tetap ingin bercerai! Dan kupastikan, hak asuh Minhyung akan jatuh ditanganku!" ucapnya tegas, lalu dia berjalan meninggalkan Soohyun yang tengah terkapar menahan rasa sakit.

"Kau tahu? Melihat kejadian ini, akhrinya diriku merasakan kepuasan dan kebebasan yang sebenarnya. Nikmatilah sisa-sisa momen yang ada, mungkin siapa tahu setelah ini kau tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan lagi." cerocos Heeyeon seraya menyeringai senang.

Sejenak langkah kaki Heeyeon terhenti saat dia baru menyadari ada satu hal yang belum dia katakan, "berhubung perihal ini terungkap, maka kesepkatakan yang tadi kita buat, saya batalkan. Saya tidak ingin mengambil resiko menjalin relasi dengan CEO hidung belang. Sekian dan semoga lekas sembuh."

Kedua tangan Soohyun mengepal kuat, dia kesal dan marah terhadap Heeyeon yang masih saja mengoloknya terlebih dia mempermainkannya dalam rencana bisnisnya.
Soohyun berusaha bangkit, tapi karena bagian ulu hatinya terasa sakit, dia memutuskan untuk memanggil dokter pribadinya untuk datang ke Hotel-nya.

Sementara itu area parkiran, Yeji terlihat tengah menangis hebat seraya melampiaskannya pada mobil miliknya. Dia menendang bannya dan ketika hampir ingin memecahkan kacanya, seseorang dari belakang menahan lengannya.

Yeji berusaha memberontak agar terlepas dari genggaman orang itu, tapi genggaman itu semakin kuat seakan dia tidak ingin Yeji melakukan tindakan bodoh yang tidak ada untungnya.

"Kontrol emosimu, Jiye!" teriak orang itu.

Yeji terkejut mendengar suara dan salah satu kata dari kalimat itu, satu kata dimana sebutan itu diberikan seseorang khusus untuknya. Perlahan dia menoleh ke belakang dan dia terkejut melihat orang itu tengah mencoba menahan tangisnya.

 Perlahan dia menoleh ke belakang dan dia terkejut melihat orang itu tengah mencoba menahan tangisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wi... Wi Hajoon?" Yeji masih tidak percaya atas apa yang dilihatnya, seorang pria yang dulu sangat mencintainya bahkan rela melakukan beberapa hal demi melindunginya.

Pria itu tersenyum kecil walaupun kedua matanya mulai menangis, "iya, Jiye. Ini aku, Wi Hajoon. Atau yang biasa kamu panggil sebagai Joon."

Sejenak, Yeji terdiam. Dia memperhatikan pria bermarga Wi itu dari atas sampai bawah. Dan pria itu pun mengikuti gerakan kepala Yeji. Sesaat ingin menegakkan kepalanya, dia diserang oleh pelukan yang tiba-tiba membuatnya sedikit sesak napas.

"Joon-ah, aku.. aku.. hikss. Aku..." ucapan Yeji terbata-bata karena dia merasa belum sanggup untuk mengatakannya.

"Kamu tak perlu mengatakannya. Aku sudah mengerti. Menangislah, menangislah sampai kamu bisa merasa tenang." Hajoon menyahutinya.

I Just Love Her NOT You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang