Part. 14

1K 174 335
                                    

" Aku pulang..."

Seongwoo melihat ada dua pasang sepatu di depan pintu rumahnya.. sepertinya paman dan bibinya sudah datang..

" kau sudah pulang? Kenapa larut sekali pulang mu?"

" maaf, banyak pekerjaan hari ini, bibi."

Seongwoo menoleh pada Minhyun dengan pandangan putus asa, dan Minhyun tersenyum sambil berbisik..

" sabarlah dulu."

" Seongwoo,, cepat cuci tanganmu lalu kita makan bersama."

" baik bibi."

Seongwoo segera mencuci tangannya lalu menuju meja makan bersama dengan Minhyun

" Seongwoo sayang, kau ini tampan. Pasti lebih menyenangkan kalau kau tidak berpenampilan seperti preman." Bibi Seongwoo bicara dengan nada prihatin..

" biar saja bibi, aku suka penampilan Seongwoo.. macho."

Kata Minhyun sambil menyisir rambut adik kesayangannya dengan jari-jarinya..

" kau pasti sudah punya pacar kan Woo? Demi Tuhan.. usia kalian berdua bahkan sudah lebih dari cukup."

Kali ini pamannya Seongwoo yang berkomentar..

" aku belum punya pacar, paman..."

" setidaknya kau tidak berkencan dengan orang dari perusahaanmu kan?"

" bibi... Seongwoo menjadi mekanik, tidak ada hal seperti itu yang terjadi."

" itu sangat menyentuh, tapi menikah dengan pilot itu adalah sesuatu hal yang tidak bisa aku mengerti sama sekali."

Minhyun hampir tersedak, dan dia langsung menunduk

" apa yang akan dipikirkan oleh mendiang kedua orang tuamu jika hal itu terjadi?"

" kami mengerti bibi...."

Dan pada akhirnya mereka makan bersama.

Setelah makan malam, paman dan bibi Seongwoo pulang..

" haaaah legaaa, aku bukannya tidak suka kalau paman dan bibi kemari mengunjungi kita.. aku senang sekali.tapi aku tidak tahan soal wejangan bibi tentang pilot itu."

Seongwoo menggerutu..

" eh Seongwoo, kakak mau tanya."

" tanya saja kak.."

" bagaimana.. bagaimana kalau misalnya..

Ini misalnya loh."

" iyaaa.."

" bagaimana kalau misalnya salah satu dari kita atau kita berdua menikahi seorang pilot?"

" ya tidak apa-apa sih, kan pilot hanya profesi saja. Memang kenapa? Biarlah paman dan bibi benci pilot.. toh yang menikahi pilot nantinya bukan mereka berdua. Memangnya kenapa kakak tanya begitu? Jangan-jangan..."

Seongwoo nyengir sambil memandang Minhyun..

" kak, kau punya pacar pilot ya?"

" apa sih.. sudah jangan di bahas, aku lapar.. ayo kita makan diluar, aku tadi terlalu tertekan oleh paman dan bibi, sampai tidak bisa makan apa-apa lagi."

" iya, aku juga.. oke.. aku ambil kunci baby blue ku dulu.."

"eh Seongwoo..."

" kita jalan saja ya? Atau naik taksi.. aku sedang tidak ingin naik baby blue mu.."

" terserah kakak saja.. ayo, kita berangkat."

Pada akhirnya Minhyun dan Seongwoo pergi untuk mencari makanan bersama, dan Minhyun sedang memutar skenario di kepalanya tentang bagaimana cara mengaku pada Seongwoo kalau Minhyun sekarang mengencani seorang pilot, yang terjadi biarlah terjadi batin Minhyun....

My Pilot and the MechanicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang