Original Story by Wira Yunila
Tahun publish 2013
⚠️ Typo everywhere +_+
Happy Reading!
Alis Sinb terangkat tinggi, ia heran melihat orang-orang tengah memperhatikannya. Ia melihat ke baju, kemudian roknya. Tidak ada yang salah. Kenapa mereka melihatku seperti itu? Sinb mencoba berpikir, tapi ia tidak menemukannya. Ia menyusuri koridor menuju kelasnya, tapi tetap saja setiap orang yang lewat melihat ke arahnya, memasang wajah yang tak mengenakkan, kemudian berlalu dengan iringan kata-kata yang tidak terlalu jelas ia dengar.
Ia menghempaskan pantatnya di bangku, kemudian menatap sekelilingnya. Di antara mereka ada yang tengah membaca buku, tapi matanya tertuju kepadanya, kemudian fokus kembali ke bacaannya, ada yang tengah menggosip tapi ia merasa dialah yang menjadi objek gosipannya saat ini. Ia merasa gugup melihat hal aneh yang ia rasakan, ia mencoba mengambil pensil dan kertas dari dalam mapnya. Kemudian ia mencoba untuk menorehkan pensil itu untuk membuat lekukan demi lekukan yang disatukan membuat arsiran-arsiran lain hingga akhirnya gambar itu terlihat seperti sketsa wajah. Aku tidak menyangka, ternyata aku sudah hampir bisa membuat gambar wajah! Ia bergumam sendiri.
"Well.,well.." seseorang tiba-tiba datang dan menyandarkan pinggangnya ke samping meja dengan tangan yang dilipat di dada. Ia menatap Sinb dengan pandangan tajam. "Apa yang kau gambar itu? Terlihatnya sangat bagus!" Ia tersenyum kecut.
"Terima kasih Rose.., kau lebih baik dariku.." Sinb menundukkan wajahnya.
"Bukannya tugas-tugas yang kau kumpulkan mendapatkan nilai tinggi dari sensei?" Ia mencecar kecil. "Tapi kenapa membuat sketsa wajah saja kau begitu kesulitan?" Ia tersenyum sumbang.
Sinb mengerutkan kening, ia tidak mampu berbicara. Apa yang harus dia katakan tentang tugas-tugas itu?
"Jadi, benar, kau sengaja mencari orang bayaran untuk mengerjakan tugas-tugasmu?"
Ia merasakan dadanya mulai sesak mendengar penuturan gadis itu. Darah seakan mengalir cepat sampai ke wajahnya. Mendengar penuturan gadis itu, ia jadi teringat lagi dengan lelaki itu. Kim Jungwoo, orang yang dengan penuh kebahagiaan dan kerelaan membuatkan tugas-tugasnya. Karena ia memang sangat menyukai manga dan membantu gadis itu bukanlah sesuatu yang memberatkan. Maafkan aku Jungwoo-ya, aku sudah melibatkanmu dalam masalahku. Seharusnya kau menolak saat aku meminta bantuan membuat gambar-gambar dan cerita itu! Sinb merasakan dadanya semakin sesak mengingat sahabat yang sangat dia sayangi itu. Ia tidak menyangka dia akan meninggalkannya secepat itu. Air mata mengalir lembut di pelupuk matanya.
"Sinb, kenapa kau menangis mendengar aku mengatakan itu?" Rose tampak menyelidik dengan tatapan tajam ke arahnya. "Ternyata kau adalah seorang pecundang!" Ia tersenyum sumbang, kemudian menjauhi gadis itu. "Sebaiknya kau memeriksa mading." Ia melontarkan kalimat terakhir sebelum akhirnya dia menghilang di balik pintu.
Mading? Sinb mengerutkan kening. Ia menghapus air matanya. Ia masih tidak habis pikir dengan dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia membuatkan tugas-tugas itu dengan Jungwoo. Aku memang bodoh! Pekiknya, kemudian berlari keluar kelas. Ia berhenti dan melihat ke arah mading. Ada apa dengan mading? Ia mengerutkan alis kemudian menghampiri papan besar itu. Ia terkejut begitu melihat kertas-kertas yang ditempel di papan. "Hwang Sinb, adalah seorang pecundang. Ia sengaja mencari orang bayaran untuk mengerjakan semua tugasnya. Bukankah itu sangat keterlaluan?" Ia membaca lagi tulisan yang dicetak dengan huruf besar itu. Bahkan di bawah tulisan itu dipampangkan foto close up-nya dengan tulisan, inilah pecundang itu!
Astaga! Siapa yang melakukan ini? Ia menceloteh sendiri melihat tulisan-tulisan itu. Dengan cepat ia merobeknya hingga kertas-kertas itu tidak membekas. Kemudian air matanya mulai terbit lagi mengingatkan penyesalannya. Tidak ia pungkiri bahwa tulisan-tulisan itu tak sepenuhnya salah, ia memang melakukan itu. Ia memang meminta sahabatnya itu untuk membuatkan tugasnya. Ia memang seorang pecundang, yang lari dalam masalah. Jungwoo... Ayah maafkan aku... Aku pasti membuat kalian sedih disana. Ia tertunduk meratapi penyesalannya. Maafkan aku, aku sudah mengecewakan kalian!
KAMU SEDANG MEMBACA
From Manga With Love • H E B × J J H •
FanfictionMenjadi seorang mangaka adalah impian Sinb dari kecil. Tapi, ia minder dan putus asa lantaran tidak bisa menggambar dan terus dipermalukan oleh teman-temannya. Akankah Sinb berhasil mewujudkan mimpinya? ... dan bagaimana pula kisah cinta mengharukan...