sepuluh

92 17 6
                                    

Original story by Wira Yunita

Tahun Publish: 2013





Happy Reading!!








"Otanjoubi omedeto Sinb-ya..."

Sinb tersenyum lebar melihat pesan dari temannya Eunseo dan Moonbin di layar ponsel. Ia tidak menyangka, ia sudah menginjak 21 tahun sekarang. Aku sudah hampir dua tahun disini! Gumamnya kecil. Ia memegang erat cangkir berisi coklat panas itu. Dinginnya kota Asahikawa ternyata mampu menembus jaket bulu tebal dan syal yang dipakainya.

Salju tengah beterbangan lembut bersama angin di luar sana menjadi pemandangan sehari-hari yang akan dilihat beberapa bulan belakangan. Ia menghirup napas dan mengeluarkannya. Terlihat asap hawa dingin keluar dari mulutnya.

Ia masih tidak percaya akan melewatkan awal musim dingin dengan memegang status sebagai kekasih Kim Jungwoo. Sebenarnya ia masih bingung kenapa ia menerima menjadi kekasih sahabatnya itu, sedangkan dia sendiri jelas-jelas menyukai Jung Jaehyun. Meskipun ternyata dia bukanlah anak kandung Bibi Yoona dan Paman Siwon, tapi bagaimanapun juga ia masih ingin menganggapnya sebagai seorang sepupu.

Kim Jungwoo, adalah lelaki yang baik, bekerja keras, dan bersahabat, karena itulah ia menerimanya. Ia tidak mau menyakiti hati sahabatnya itu. Selain alasan itu, melihat Jaehyun mulai membawa kekasihnya ke rumah dan masih saja tidak menghargainya adalah alasan lain untuknya membuka diri menjadi kekasih Jungwoo. Ia berharap suatu saat Jungwoo bisa membuatnya melupakan Jaehyun. Mungkin.

"Sinb-ya, aku senang kita bisa jadian di awal musim dingin ini.." Jungwoo menghisap coklat panasnya. Ia terdiam menatap gadis di depannya yang tampak melamun memandang keluar jendela kaca.

"Sinb-ya, apakah kau mendengarku?"

Sinb terperanjat. "Eh,..." Ia mengalihkan pandangannya. "Salju yang turun itu tampak indah." Ucapnya sambil memperbaiki jaketnya.

Jungwoo menghela napas. Ternyata dia tidak mendengarkanku! Bisiknya. "Ya, salju itu tampak indah. Kapan-kapan kita main ice skating. Pasti menarik!" Cecarnya.

"Ide yang bagus." Sinb tersenyum menatap lelaki itu. Pikirannya masih mengambang. Entah kemana.

Jungwoo mengerutkan kening membaca pesan yang terpampang di layar ponselnya. "Jungwoo, kemana saja kau? Sudah waktunya kemoterapi!" Ia diam-diam menghapus pesan singkat dari Lucas itu. Dia tidak berharap gadis itu akan meminjam ponselnya dan mendapati pesan singkat itu.

"Hmm, Sinb-ya, lebih baik kita pulang sekarang. Kasihan jika kamu berada di luar terus saat cuaca yang begini dingin. Lebih baik jika kamu menghangatkan tubuh di rumah."

"Baiklah. Aku juga bosan duduk hampir satu jam di kafe ini." Sinb tersenyum kecil. "Oh ya, kau tidak perlu mengantarku pulang. Aku berencana membelikan jaket tebal untuk Chenle ke sekolah."

"Oh, apakah dia sudah mau sekolah?"

"Iya, akhirnya dia mengerti juga."

"Baguslah." Jungwoo menghirup napas dalam. Ia merasakan kepalanya mulai pusing dan pandangannya mulai samar. "Sinb-ya, aku pergi dulu, nanti malam jangan lupa, aku tunggu di jembatan!"

"Tentu saja, aku akan datang." Sinb tersenyum kecil sambil memperbaiki tali tasnya. Ia menatap lelaki itu untuk sesaat. "Kau terlihat aneh beberapa waktu belakangan." Cecarnya.

"Aneh?"

"Ya.., apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"

Jungwoo mengusap lehernya. "Sesuatu?" Ia tersenyum kecut. "Ya tidaklah. Mungkin hanya perasaanmu saja.."

From Manga With Love  • H E B × J J H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang