lima belas

119 22 3
                                    

Original story by Wira Yunila

Tahun Publish 2013


Happy Reading!

Sinb dengan konsen memperhatikan sensei Hereiki menerangkan di depan kelas. Ia tampak sangat berbakat jadi guru. Buktinya? Dia terlihat sangat gamblang menjelaskannya. Hanya saja ia tidak menyadarinya dari dulu. Ia sengaja menghabiskan waktu lelaki itu menerangkan untuk mengkhayalkan sesuatu yang menurutnya lebih menarik untuk diingat dibandingkan dengan pelajaran menggambar manga ataupun pelajaran membuat cerita manga. Ia merasa itu begitu membosankan, meskipun sebenarnya ia menyukainya-walau hanya sekedar untuk membaca manga yang sudah jadi.

Tapi sekarang sudah berubah. Ia bersyukur sudah menyadari kalau sebenarnya dia juga bermimpi untuk itu. Tapi kenapa harus kehilangan dua orang yang ia sayangi terlebih dahulu baru bisa mengerti? Andai saja dia bisa menyadarinya dari dulu tanpa kehilangan seorangpun hidupnya.

Ayah dan sahabatnya, Jungwoo adalah orang yang bermimpi menjadi mangaka. Mereka menggilai komik. Mereka bermimpi menjadi mangaka yang hebat tapi mereka bisa melakukannya. Sejak itulah, Sinb mulai berjuang untuk mempelajari penulisan manga dan cara membuat gambarnya. Dengan begitu, ia berharap suatu saat ia akan bisa mewujudkan mimpi Ayahnya, mimpi sahabatnya, dan yang terpenting adalah mimpinya sendiri.

Hereiki sensei memanggil gadis itu begitu jam pelajaran berakhir. Ia tersenyum kecil melihat perubahan Sinb sejak ia memberikan pengakuannya waktu itu. "Sinb.. aku melihat gambarmu mulai bagus. Bahkan kau mampu mengejar ketertinggalanmu. Aku senang melihatnya."

Sinb menundukkan sedikit wajahnya. "Doumo, Hereiki sensei.."

Lelaki setengah baya itu tampak mengembangkan bibir. "Tentu, ingatlah! Masih banyak yang perlu kau pelajari. Kau masih ingat kan tentang orang-orangan salju itu?"

Sinb mengerutkan kening, butuh beberapa detik baginya untuk mencerna maksud ucapannya itu. "Oh, tentang itu.." Ia tersenyum kecil. "Butuh perjuangan untuk membuat sesuatu yang kita inginkan."

"Benar sekali. Itu maksudku!" Ia tersenyum lepas sambil memegang beberapa kertas putih. "Maafkan aku, mungkin terlalu kencang berbicara seperti itu. Tapi itu untuk kebaikanmu juga.."

"Jangan dipikirkan! Aku senang bisa mendapat dukungan dari Hereiki sensei." Sinb menbungkukkan badannya. "Maaf mungkin aku banyak merepotkan."

Lelaki itu tersenyum kecil, kemudian beranjak dari hadapannya. "Bersiaplah untuk tugas akhir!" Teriaknya, kemudian menghilang di balik siswa yang berlalu -lalang

Ia mengembangkan bibir. Ia sudah memikirkan tugas akhir itu dari beberapa minggu kemarin. Karena ia sadar bahwa tugas itu adalah sebagai pengganti ujian kelulusannya dua bulan lagi. Itu adalah tugas yang paling penting!

Membuat sebuah komik-manga-sebanyak dua puluh lembar dengan tema yang di tetapkan, tentang perjuangan. Sangat cocok dengan apa yang di rasakannya saat ini. Ia sudah mulai merancang-rancang apa kira-kira cerita yang dia masukkan dan ia sudah menemukannya sendiri. Tentang perjuangan seorang gadis mewujudkan mimpinya menjadi seorang mangaka, bukankah itu kisah yang menarik? Pasti itu menjadi tugas akhir yang menyenangkan.

Sinb membuka bento yang di bawanya dari rumah. Ia duduk di atas kursi bergabung dengan siswa lain yang tampak juga membawa bekal. Tiba-tiba saja, matanya melihat sejenak ke arah Rose yang tengah duduk sendiri di atas meja. Apa yang dia pikirkan? Dia terlihat begitu sedih. ia bergumam sendiri.

Ia berjalan pelan ke arah gadis itu dan duduk di bangku yang berada tepat di depannya.

"Rose..,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From Manga With Love  • H E B × J J H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang