...
"Aku Kim Jungwoo, kau bisa memanggilku Jungwoo."
"Hwang Eunbi." Sinb tersenyum kecil sambil membungkukkan kepalanya. "Kau bisa memanggilku Sinb atau Eunbi, tapi seingatku jarang sekali orang memanggilku dengan sebutan Eunbi."
Mereka saling tersenyum.
"Baiklah aku akan memanggilmu sinb."
✨
Original story by Wira Yunila
tahun terbit: 2013
Happy Reading!
Tersirat perasaan aneh di wajah lelaki itu. Melihat gadis ini membuatku mengingat seseorang! Bisiknya dalam hati. Senyumnya, bola matanya yang besar, dan hampir semuanya. Persis seperti Karin. Astaga, kenapa aku mengingatnya lagi?
Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa pikirannya sudah melewati batas. Gadis itu baru saja satu jam ia kenal, mana mungkin bisa disamakan dengan Karin? Seorang gadis yang telah bertahun-tahun mengasihinya. Ia menyayanginya dengan sepenuh hati semenjak berumur 15 tahun. Ia juga merasakan kehilangan yang sangat mendalam beberapa bulan lalu karena gadis itu menderita penyakit yang mematikan. Oh, Karin. Kenapa aku mengingatmu lagi?
"Jungwoo kau kenapa?" Sinb melontarkan pertanyaan, membuat laki-laki itu terkejut.
"Tidak. Sama sekali tidak ada masalah."
Ia terlihat gugup.
Tiba-tiba terdengar suara nyaring dari pengeras suara yang memecah kekakuan di antara mereka.
"Kita sudah sampai."
Terdengar hiruk-pikuk orang yang tengah mengantri keluar dari kereta. Termasuk juga Sinb dan teman yang baru dikenalnya, Kim Jungwoo.
"Sangat lega, bisa keluar dari kerumunan orang yang banyak itu." katanya lirih, sambil mengibaskan bajunya.
Sinb hanya tersenyum kecil. Matanya dengan jeli memandang di setiap sudut stasiun. Ia tidak menemukannya. Kenapa Bibi Yoona belum datang ya? bisiknya dalam hati.
Jungwoo mengerutkan kening. "Sinb, apakah kau menunggu seseorang?"
"Menunggu Bibi Yoona."
"Oh begitu. Aku pikir kau tidak ada yang jemput. Kalau begitu, aku duluan saja ya?"
"Baiklah, terimakasih atas bantuannya." Sinb sedikit membungkukkan badan ke arah lelaki itu.
Ia tersenyum dan berlari kecil sebelum akhirnya ia menjauh dari hadapan gadis itu. "Semoga kita bisa bertemu lagi", teriaknya begitu bergabung bersama orang yang berlalu-lalang.
Sinb hanya sedikit menganggukkan wajahnya dan sedikit senyuman. Ia menarik tasnya dan duduk di salah satu bangku yang panjang. Sudah hampir setengah jam ia duduk di sana. Tapi orang yang ditunggunya belum memperlihatkan batang hidungnya. Ia mulai bosan, dengan hati-hati, ia mengambil tas ransel dan seketika tas itu telah berada di belakang punggungnya. Ia menyusuri koridor dan mencari jalan keluar stasiun. Otaknya kebingungan sendiri menyusuri stasiun Asahikawa yang besar.
"Permisi, maaf mengganggu." dengan tenang ia membungkukkan badannya, kemudian membungkukkannya lagi. "Apakah anda tahu jalan keluar stasiun?"
Wanita setengah baya yang disapanya itu tersenyum kecil, kemudian menunjuk ke salah satu pojok di satasiun. "Di sana. Anda ke sana saja, nanti akan menemukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Manga With Love • H E B × J J H •
FanfictionMenjadi seorang mangaka adalah impian Sinb dari kecil. Tapi, ia minder dan putus asa lantaran tidak bisa menggambar dan terus dipermalukan oleh teman-temannya. Akankah Sinb berhasil mewujudkan mimpinya? ... dan bagaimana pula kisah cinta mengharukan...