enam

103 23 1
                                    

Original Story by Wira Yunila

Tahun terbit: 2013

Happy Reading!

"Tadaima.."

*tadaima: ucapan sapaan, saya sudah pulang

tidak ada seorangpun yang menyahut dari dalam rumah.

Ia membuka sepatu dan melangkah pelan ke tangga menuju loteng. Begitu sampai di tangga, ia mendengar seseorang sedang berbicara dari salah satu kamar, lebih tepatnya di samping kamar Chenle dan Bibi Yoona.

Suara itu terdengar sayup.

"Kau tidak perlu khawatir Rose sayang... aku akan melakukan segala hal untukmu." Ia terdengar tertawa. "Memanjat tiang? Menyebrangi lautan? Jika perlu lompat dari apartemen bertingkatpun akan aku lakukan untukmu, Rose.."

Tidak ada suara, kemudian terdengar lagi ia menjawab. "Pastilah yang terpenting kau mencintaiku.." ia tertawa lagi.

Ia terkejut begitu mendengar seseorang mendehem di depan kamarnya.

"Aku pikir tidak ada orang di rumah!"

Laki-laki itu keluar dari kamarnya. "Apa kau tidak mendengar aku sedang telpon?"

Sinb mendengus. "Ternyata cowok seperti Jung Jaehyun juga bisa menebar gombal ya."

"Apa maksudmu?" ia balik bertanya. "Itu urusanku, tidak ada hubungannya denganmu!" cecarnya.

"Sama sekali tidak ada. Jadi, kamu jangan mencampuri setiap urusanku!" ia masuk ke kamarnya dan menarik pintu dengan kasar.

Sinb hanya terdiam dan berlalu menuju loteng.

Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Pikirannya mulai melayang. Bagaimana mungkin sikap Jaehyun begitu mirip dengan Taeyong? Ia ingat persis bagaimana cowok itu menggoda cewek-cewek cantik di sekolahnya. Sama seperti yang di dengarnya barusan dari mulut Jaehyun. Ia menghembuskan nafas, menatap penuh ke langit-langit kamar yang berwarna putih. Tapi Jaehyun sama sekali tidak terlihat seperti lelaki yang suka merayu, mungkin saja dia tengah ada masalah kemudian mencoba menenangkan pacarnya. Mungkin saja dia sedang coba membujuk pacarnya. Mungkin saja kan? Yang pasti Jaehyun tidak memiliki tampang untuk menjadi lelaki yang suka mempermainkan wanita.

Tiba-tiba saja terdengar getaran dari dalam tasnya. Jungwoo? Ia kaget melihat daftar nama panggilan di layar itu. Dia langsung ingat kalau kemarin lelaki itu sempat meminta nomor teleponnya di jembatan.

"Moshimoshi? Ada apa Jungwoo-ya?"

"Oh, tidak ada apa-apa, aku hanya..." Ia terdiam sejenak, seperti tengah berpikir. "Aku hanya memastikan keadaan kau baik-baik saja."

"Eh!" Sinb terkejut mendengar penuturan laki-laki itu. "Maksud mu apa?"

Tidak ada suara. "Hmm, maksudku.." Ia berpikir lagi. Jelas terlihat laki-laki itu gugup. "Apa kau tidak tahu? Sekarang lagi banyak penguntit! Jadi, aku hanya memberitahumu agar lebih berhati-hati!" Ia meyakinkan dengan mencari alasan. Ia merasa tidak perlu mengatakan kalau ia hanya sekedar memastikan kalau gadis itu baik-baik saja dan tidak perlu mengatakan kalau ia mulai merindukannya. Untuk saat ini, ia merasa tidak perlu mengatakan itu.

"Penguntit? Kau mendengar berita dari mana Jungwoo?"

"Itu dari koran pagi." Ia menghembuskan nafas lega.

"Oh, terimakasih atas kebaikannya.."

"Baiklah." Suara terdengar lebih santai. "Sinb, jangan lupa pesta kembang apinya Senin depan ya"

From Manga With Love  • H E B × J J H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang