lima

104 23 1
                                    

Original story by Wira Yunila

Tahun terbit: 2013

Happy Reading!


"Moshimoshi? Eunso-ya, apakah kau baik-baik saja?"

Sinb menempelkan ponsel ke telinganya.

"Tentu saja. Aku sangat merindukanmu Sinb..." terdengar suara dari ujung telephone dengan agak lembut.

"Kau terlalu berlebihan Eunseo-ya."

"Kau tahu saja. Tapi bagaimanapun juga aku benar-benar menginginkan kita bisa berkumpul bersama lagi. Ngomong-ngomong apakah kau jadi ke Asahikawa?"

"Benar. Aku sudah berada di sini dari beberapa minggu lalu."

"Oh begitu." Ia mencecar. "Sinb-ya.." Eunseo tampak setengah berbisik dalam benda itu.

"Ada apa? Tampaknya ada suatu rahasia yang perlu kau ketahui."

"Hmmm, sebenarnya Moonbin tidak membiarkanku mengatakan ini. Tapi bagaimanapun juga, kau adalah seorang sahabat."

"Rahasia apa?"

"Aku dan Moonbin...."

"Apa? Kau jangan membuatku penasaran setengah mati!" Sinb mendesak.

"Beberapa hari lalu Moonbin mengatakan kalau dia menyukaiku.."

"Astaga! benarkah?"

"Aku juga tidak percaya dia mengatakan itu. Tapi dia terlihat serius mengatakannya. Kau ingat surat cinta yang disimpan Moonbin waktu itu?"

"Oh, waktu kelas satu SMP?"

"Ternyata surat itu ditujukan untukku, Sinb-ya.."

"Manis sekali.." Sinb setengah memekik. "Kalian memang serasi."

Terdengar suara gaduh dari dalam benda petak itu. "Ngomong-ngomong kau lagi dimana Eunseo? Aku mendengar sangat berisik di sana."

"Kau mendengarnya?" Eunseo tertawa. "Dia mengajakku ke karaoke. Kalau saja aku tidak menyukainya, aku akan lebih memilih bermain basket daripada mengikuti hobinya itu!"

"Jangan bicara seperti itu! Hal yang terpenting adalah kita bisa menghormati kesenangan orang lain. Benarkan?"

"Benar juga. Liburan musim panas kau akan kemana?"

"Ah, itu masih lama."

"Dua bulan itu tidak akan lama"

"Aku ingin sekali ke Sapporo, tapi itu tidak akan mungkin."

"Mungkin saja, nanti kau ajak sepupumu!"

"Kau tahu darimana Eunseo-ya?"

"Hyunjin.."

"Oh.."

"Sinb-ya, sampai disini dulu ya? Nanti kau jadi ke Sapporo hubungi aku saja."

Belum sempat Sinb menjawab, terdengar nada sambungan putus dari dalam benda itu. "Dia selalu saja begitu."

Ia mengambil secangkir teh dari atas meja. Asap terlihat mengepul dari dalamnya.

"Sinb, nanti kamu barengan dengan Jaehyun saja ke sekolah." terdengar seorang wanita yang baru saja keluar dari dalam kamarnya.

"Apa? Yang benar saja Bu? Masa aku harus berbarengan dengan Sinb?" Jaehyun menyahut cepat dari Genkan. Ia tengah memasang tali sepatu berwarna hitamnya.

"Eghh, anak ini. Kapan kau bisa menghargai orang lain?"

"Sudahlah Bu. Aku hampir seribu kali mendengar ceramah Ibu tentang hal itu!"

From Manga With Love  • H E B × J J H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang