5. Isn't It?

31 3 2
                                    

Kuroo.

Untuk beberapa hari ini, banyak sekali yang dipikirkan oleh laki-laki bermata tajam tersebut.

Sampai Kenma Kozume sadar akan hal itu.

Seperti saat ini. Di minggu pagi, Kuroo menginvasi kamar Kenma. Sang empu yang sedang berbaring di kasur dalam posisi nyaman sambil membalutkan diri dengan selimut putih pun' hanya fokus pada gadget yang berada di dalam genggamannya. Sudah terbiasa sekali dengan kehadiran makhluk tak di undang seperti Kuroo.

"Jadi... Ada apa?"

"Huh?"

"Kau sekarang sedang banyak pikiran sekali, Kuroo,"

"...,"

"Apa yang mengganggumu?"

"... Hah... Itu, tidak ada,"

"...,"

"...,"

"Biar kutebak. Kau pasti sedang memikirkan Fujimoto-san kan?"

"Tidak,"

"Hahh... Cepat sekali kau menjawabnya," ucap Kenma dengan rasa malas sambil melihat sekilas ke arah Kuroo. Kali ini, Kenma bangun dari posisi nyamannya dan mematikan gadgetnya kemudian memilih memfokuskan diri kepada Kuroo.

"Satu hal Kuroo, yang perlu ku ingatkan padamu,"

"(Name)-san itu perempuan baik-baik,"

"Ya? Aku tahu itu,"

"Jangan mempermainkannya Kuroo,"

"...,"

Kali ini, Kuroo menaikkan salah satu alisnya tanda tak mengerti dengan apa yang diucapkan teman masa kecilnya ini.

"Tunggu. Apa maksudmu aku terlihat seperti itu?!"

Mendengarnya, Kenma hanya mengangkat bahu tak peduli. Kuroo pun hanya bisa tersenyum kaku melihat sikap acuh tak acuh Kenma.

"Hahh..., dengar ya Kenma. Aku ini orang yang berprinsip,"

"Oh ya? Apa aku percaya?"

"Heii.. Memangnya aku terlihat tidak seperti itu?!"

"Memang," ucap Kenma menganggukkan kepala.

"Jika seperti itu, kau mana mungkin tebar pesona pada setiap perempuan yang melihat atau tertarik padamu,"

"Aku hanya bersikap ramah!"

"Dan jika kau memang peduli pada seorang 'wanita', kau seharusnya memiliki 'kepekaan' yang lebih. Jika memang kau orang yang seperti itu, kenapa putus dengan pacarmu itu?"

"...,"

"Uhum... Kenma. Kenapa bahas itu sih, itu kan kejadian sudah lama- ah, ya. Itu salahku! Aku akui itu! Jadi berhenti menatap aku seperti itu,"

"Itu salahmu karena terlalu berpikir positif bahwa mantanmu itu mengerti dengan keadaanmu. Padahal dia juga butuh perhatian. Aku yakin sekali saat dia bilang 'tidak apa-apa,' atau 'aku mengerti,' dia ingin sekali kau peka dan setidaknya memilih dia,"

".... Kenma... Aku baru tahu sekali kalau kau ahli dalam bidang ini meski aslinya kau hanya tertarik pada game,"

"Apa itu sebuah hinaan?"

"Tidak. Itu pujian,"

.

.

.



"Satu hal Kuroo, yang perlu ku ingatkan padamu,"

"(Name)-san itu perempuan baik-baik,"

What Would You Do? (Kuroo Tetsurou X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang