"Mau ke mana kau, Tetsurou?" tanya Hiro Kensuke, salah satu teman sekelas Kuroo menahan lengan pemuda itu di depan pintu kelas. Posisinya saat ini Hiro mau masuk ke kelas, sedangkan Kuroo sebelumnya teringat bahwa Sensei Matpel Fisika Kimia-nya meminta tolong kepada Kuroo untuk mengajari adik-adik kelasnya mengenai materi Kimia yang masih belum mereka pahami dengan baik. Jadilah, keduanya berpapasan saat Hiro membuka pintu kelas.
Kalian pasti teringat kembali. Walaupun seperti itu, Kuroo merupakan salah satu murid kelas unggulan dan Matpel Fisika Kimia adalah salah satu dari keahlian pemuda bermata tajam tersebut.
"Baru ingat kalau di suruh Nagato-sensei untuk mengajarkan para kouhai. Kenapa? Kau mau ikut?"
"Boleh deh. Akan ku bantu kau juga buat mengajar mereka. Lagi pun' aku sedang tidak tahu harus melakukan apa," ucap Hiro pada akhirnya setelah berpikir sebentar untuk menerima tawaran Kuroo.
"Terimakasih. Pas sekali soalnya karena sebelumnya aku di chat oleh yang membantu para kouhai juga, tetapi dia bilang sedang sibuk dengan kegiatan klubnya saat ini. Untung saja kau mau. Hahahaha!" curahan Kuroo membuat Hiro hanya bisa mendengus.
..
.
Di Sore hari, setelah bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu masih ada murid-murid lainnya yang belum pulang dikarenakan kegiatan klub, organisasi, yang memang masih ingin menongkrong, ataupun sibuk karena mendapat materi tambahan yang membuat mereka harus banyak bersabar dan menahan diri untuk tidak frustrasi lebih jauh lagi karena jam istirahat, ataupun klub, dan organisasi yang mereka ikuti terhalang.
Saat ini, di Perpustakaan Nekoma yang luasnya seluas lapangan basket, terdapat (Name), dua teman sekelasnya, dan sepuluh anak kelas satu yang berbeda kelas dengan ketiganya sedang duduk dan menyibukkan diri. Entah itu dengan pikiran masing-masing, mengobrol dengan suara pelan yang terdengar seperti berbisik, ataupun menyibukkan diri dengan peralatan belajar mereka.
Ketiga belas murid kelas satu itu adalah yang akan diajarkan oleh Kuroo dan juga Hiro dikarenakan mereka yang belum paham dan mengerti dengan baik mata pelajaran Fisika dan Kimia. Apalagi (Name), dan si kembar- Sera Kensuke dan juga Sanada Kensuke yang sekelas dengan (Name). Ketiganya memasang wajah muram dan lemas. Karena jujur saja, mereka masuk jurusan di kelas yang menurut mereka tidak ada sama sekali hubungannya dengan pelajaran IPA seperti Fisika maupun Kimia. Tapi, apa yang mereka dapatkan? Kedua Mata Pelajaran tersebut ada di hadapan mereka membuat ketiganya memasang wajah yang masam.
"Eh.. ettoo... Aku tidak tahu kalau (Name)-san eh, maksudku Fujimoto-san tidak terlalu mengerti dengan pelajaran ini," ucap Sera dengan suara pelan dan terdengar gugup. Tentu saja, hal itu karena ini pertama kalinya bagi gadis itu berbicara berdua saja dengan (Name) yang ingin sekali dikenalnya. (Name) yang mendengarnya pun menoleh ke arah Sera yang terlihat gugup dan melirik ke arah lain kemudian berucap, "Hahaha... Apa aku terlihat seperti paham dengan pelajaran ini? Ini adalah pelajaran yang aku hindari. Ku kira hanya aku saja yang akan mengikuti jam tambahan belajar ini. Tapi tak menyangka bahwa kalian juga," ungkapmu yang kemudian memasang wajah bersyukur dan juga lega karena menemukan ada orang yang dikenalnya di sini.
Mendapat respon yang baik dan juga ramah, membuat Sera pun menjadi rileks sedangkan Sanada, kembaran laki-lakinya memasang wajah tertarik dengan perbincangan kedua gadis tersebut.
Ingin sekali Sera berbicara dengan suara keras dan mengungkapkan bahwa dirinya dan juga Sanada tidak bisa dan pusing sekali ketika harus di hadapkan dengan materi ini. Tapi tentu saja ditahannya karena ini adalah perpustakaan, yang membuat gadis itu dan beberapa murid lainnya yang ingin berbicara atau mengobrol dengan teman mereka harus menahan diri untuk tidak mengganggu mereka yang berada di perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Would You Do? (Kuroo Tetsurou X Reader)
Fanfiction"Today or ten years later What Would You do?," "Kenapa kau menanyakan hal itu?," "Jawab saja," "Haah... Baiklah. . . Aku? Aku bahkan tidak tahu apakah setelah berbicara denganmu aku masih hidup atau-" "Hei... Kenapa bicaramu menyeramkan seper...