3.2

53 8 3
                                    

"Si (Name) beneran bego atau polos banget sih?!"

"Tau tuh. Mungkin dia bodoh lebih tepatnya,"

"Kasian banget ya, saking polosnya ga sadar kalo orang-orang disekitarnya jadi banyak yang ga suka bahkan benci... Hahahaha,"

"Hahahaha! Iya betul banget lo! Ga habis pikir ternyata ada manusia kayak gitu, lol,"

"Hahahaha aduhhhh! Ngakak banget sumpah! Jadi inget gue tentang si (your crush) nya dia!"

"Bahahahaha! Ih bego ngapa diingetin lagi sih?! Jadi ngakak kan gue!

"Hahaha... Si (Name) ga malu apa ya? Udah jelas-jelas si (your crush) ga suka sama dia! Masih aja disukain!"

"Hahaha entah dia ga sadar atau pura-pura nggak tahu ya! Kasian padahal si (your crush) lagi pdkt sama Lila, si anak kelas sebelah!"

"Eh! Tapi yang awal mulai bukannya si Fahrez ya?"

"Gue denger-denger sih gitu. Dari si Fahrez yang tahu kalau (Name) suka sama sahabatnya jadilah tuh cowok ember ke si (your crush),"

"Haduh ckckck... Jadi kasian juga gue sama si (Name) mau aja di bego-begoin sama Fahrez yang lagi main-mainin dia,"

"Eh guys! Gibahnya lanjut nanti! Udah mau masuk nih!"

.

.

.

Saat itu, (Name) hanya bisa terdiam di dalam bilik kamar mandi. Tidak jadi keluar dari sana karena dirinya yang mendengar suara dari perempuan-perempuan yang dikenalnya dan kemudian menyebut namanya dalam gosip mereka.

Tubuh (Name) saat itu bergetar, dengan dirinya yang melepas kenop pintu dan mendengar sampai habis pembicaraan anak-anak perempuan yang satu kelas dengannya.

Tanpa sadar, (Name) menggigit bibir bawahnya hingga hampir terluka. Matanya memanas dan pandangannya menjadi mengabur.

(Name) tidak tahu.

Sungguh.

Hingga baru saat ini saja (Name) mengetahui suduh pandang dari teman-temannya terhadap dirinya.

(Name) kira, teman- ah, apa mereka masih pantas disebut teman?

(Name) kira mereka hanya tersenyum kaku ataupun diam karena maklum dengan sikapnya. Akan tetapi, pemikirannya nampaknya salah besar.












"(NAME) - CHAN!"

(Name) pun tersadar dari lamunannya dan menjawab gugup ucapan dari Miiko yang kini menatapnya sedikit khawatir.

"A-ah?! Iy-ya senpai?"

"Hahh..., kau tidak apa-apa? Rautmu kenapa terlihat sedih begitu? Apa ada masalah? Atau hal yang mengganggu?" rentetan pertanyaan dari Miiko membuat (Name) menggeleng cepat.

"Hahaha tidak apa-apa senpai! Maafkan aku yang melamun,"

"(Name), kamu jangan kebanyakan melamun! Ga baik tahu," Ucap Yuuma yang kini ikut menimbrung dan duduk di sebelah kananmu sedangkan Miiko yang duduk di sebelah kirimu. Miiko yang mendengarnya pun mengangguk setuju kemudian menatap teduh ke arahmu yang membuatmu entah kenapa merasa tidak nyaman.

"Apa jadi manajer kami terlihat sulit bagimu? Atau kau ingin pindah-"

"A-ah! Tidak Miiko-senpai! Aku tidak apa-apa.. Hanya mengingat masa lalu saja, hehehehe....," Ucapmu dengan tawa renyah. Miiko dan Yuuma yang mendengar jawabanmu saling pandang dan kembali menatapmu.

What Would You Do? (Kuroo Tetsurou X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang