ส่วนที่หนึ่ง

2.9K 208 0
                                    

Jangan lupa vote ❤️

.

Disinilah Win berada, lapangan yang panas tanpa ada pohon disekitarnya membuat hawa lapangan seperti neraka. Sudah terhitung 30 menit sejak ia berdiri disini hormat ketiang bendera .Yaps kalian benar inilah hukuman sang pria manis bergigi kelinci.

"Gila-gila gerah banget ini mahh, rugi dong gue minum-minum obat pemutih kulit kalo gini ceritanya". Si pria manis itu menggerutu pelan.

Kemudian dia menatap disekelilingnya, sepi... karna semua warga sekolah sedang ada didalam kandang mereka masing-masing. Kemudian pria manis itu menurunkan tangannya yang terasa pegal dan mati rasa itu.

Tersemat di benaknya untuk lari, namun baru saya mengambil tas nya, sang pembawa sial menghampirinya. Lagi!

"Woy! Mau kabur kan lo? Lo kira gue gak liat lo?" tanya si ketua osis itu.

"Ciee, lo perhatiin gue diem-diem? punya rasa lo sama gue? Jujur aja kali daripada lo mainnya pendem-pendeman" kata win sambil tertawa mengejek.

"Hah?! Gue?! Suka?! Sama?! Lo?! Idihhhhh mimpi kenal sama lo aja gue gak pernah!" jawabnya dengan jelas sejelas hubungan romeo dan juliet eh engga canda.

"Bright muka lo kok bisa ganteng sih?...." tanya win.

"Lah, ngaku juga lo kalo gue ganteng" jawab bright dengan percaya diri.

"Jadi pengen morotin duitnya deh" ucapnya cengengesan.

"Ngadi ngadi lo ye"

"Bliin gue minum dong, haus nih dari tadi berdiri gara gara lo!"

"Ogah udah minta minta, pake nyalahin lagi"

"Bright sekali aja yaa aus banget nii, gak kasian lo liat gue gini?" jawabnya dengan nada yang sengaja memelas.

"Kaga ada, mending lu lanjutin tu berdiri sana, awas aja kalo lo coba-coba kabur lagi gue laporin lo!" sahut bright mengancam.

"Dasar cepu lo" sahut win sarkas.

Sedangkan Bright sudah berlalu sambil mengedikan bahunya dan meninggalkan Win yang sedang beragumen dengan pikirannya sendiri.

Kita doakan semoga setelah ini semua baik-baik saja.

.
.
.
.
.

Tbc

Pendek pendek dulu gpp kali ya?

Iridescent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang