Bab 15

193 36 0
                                    

***

Pagi ini pukul setengah tujuh mereka tiba di parkiran sekolah. Melepas helm yang melekat di kepala dan menaruhnya di jok belakang.

Baru saja melangkah seorang perempuan berjalan mendahuluinya. Sengaja menabrak pundak Amara lalu menoleh. Menjulurkan lidahnya mengejek.

Tak kalah sengit, Amara hendak menendang tulang kering Iren namun Nio menahan. Menarik tubuh Amara hingga membentur dadanya.

"Biarin ah." bisik Nio merangkul Amara.

"Awali pagi dengan senyuman bukan pukulan," ucapnya lagi.

"Dia ngeselin banget pengen tak hihhhhh!" gemas Amara mengepalkan tangannya ke atas.

"Udah-udah." Nio mengeratkan rangkulannya di pundak Amara.

Mengabaikan puluhan pasang mata yang menatapnya dengan mata telanjang.

"Belajar yang rajin kalo ada yang nggak paham bisa nanya aku, okee?" Nio mengantar Amara sampai depan kelas gadis itu.

"Okeeey." Lalu tangan Nio terulur menyelipkan anak rambut Amara yang menjuntai ke belakang telinga.

"Aku duluan yaa," ucapnya berbalik. Amara masih setia berdiri di depan pintu kelas mengamati punggung Nio berbelok ke kelas yang ada di samping kelasnya.

•••

Bel istirahat berdenting. Para siswa keroyokan masuk ke dalam kantin untuk mengisi perutnya setelah otaknya diobrak-abrik materi pelajaran yang menguras tenaga.

Tak terkecuali Amara, dia berjalan dengan elegan. Dari kejauhan matanya bisa menangkap Nio dkk duduk di bangku seperti biasanya.

Duduk di samping Nio tak lupa menyapa ketiga teman pacarnya yang dia anggap teman sendiri. Meskipun agak canggung tapi lama-lama juga terbiasa.

Yang jadi point penting mereka tidak mengajak Amara dalam kesesatan. Contoh mudahnya ke club joget-joget nggak jelas.

"Yang, mau dipesenin apa?" Nio bangkit dari duduk.

"Batagor sama teh anget aja."

"Sekalian pesenin nasi goreng, es jeruk." Jaka menghadang langkah Nio yang hendak pergi memesan makanan. Sontak cowok itu berhenti.

"Dih, gue nawarin pacar gue bukan sama lo."

"Sekarang kamu gitu yaa...udah punya pacar, aku dilupain." Jaka drama lagi. Dahlah pengen tuker teman ke pasar loak boleh nggak sih?

"Ini nih akibat kelamaan jomblo. Yok gue anterin ambil otak lo yang ketinggalan." timpal Bintang menanggapi.

"Apa sih, gue maunya sama yayang Sarden." Tolaknya menjulurkan lidah.

"Gue yang waras nyimak." Delon menatap jengah tiga temannya bertingkah random.

"Punya kaki kalau nggak buat jalan mau lo alih fungsiin buat ngapain?" tanya Nio masih di posisi tadi.

"Lah Amara juga punya kaki," elak Jaka.

"Dia pacar gue jadi serah gue lah."

"Pilih kasih...cih katanya teman. Awas aja pas ulangan kaga gue kasih lihat jawaban."

Bintang melempar serbet makan ke arah Jaka. "Lah si ogeb.....Nio kali yang ngasih jawaban ke kita yang otaknya ngepres."

ADORABLE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang