Bab 14

194 30 6
                                    

***

"Udah enakan?"

".........."

"Yaudah. Lanjut tidur aja."

".........."

"Oke. Nanti anak-anak pada mau jenguk ke rumah, bolehkah?"

".........."

"Siap. Love you to." Nio mematikan sambungan telepon dari Amara. Cowok itu memasukkan handphone ke dalam saku atas seragamnya.

Tatapannya bertemu dengan netra cowok yang sedari tadi menatapnya sangat antusias. "Ngapain sih?" tanya Nio risih di tatapan Jaka sangat dalam. Dikira dia tidak normal kah?

"Gimana...gimana?" tanyanya melipat kedua tangan di atas meja kantin.

"Apanya?"

"Rencana buat besuk Amara?" Alis Jaka naik turun.

"Katanya boleh." jawab Nio singkat. Menghabiskan siomay tenggiri yang tersisa beberapa suapan lagi.

"Yesss!" seru Jaka penuh kemenangan. Wajahnya sangat sumringah.

Delon yang duduk di depan Jaka menatap aneh temannya itu. "Waras, lo?"

"Perasaan pacar Amara itu Nio. Ngapa lo yang bahagia," protes Bintang menimpali.

"Dia emang bahagia. Begitu bahagia sampe rasanya pengen gue bunuh!"

"Nio..." Tiba-tiba suara perempuan mengalihkan atensi mereka. Perempuan berbando pink di kepalanya berdiri di samping meja mereka.

"Jelangkung, lo?" tanya Jaka memutar bola matanya malas. "nggak ada yang ngundang, eh mandiri sekali datang ke sini.." lanjutnya terkekeh.

"Apasih...gue kaga nyari lo, sory ya." kata Iren sekilas menatap Jaka. Berpaling ke Nio dan tersenyum manis sampai Jaka terserang diabetes melitus dadakan.

"Nih buat lo," Iren menyodorkan kaleng soda ke arah Nio. Mumpung Amara nggak berangkat sekolah. Kapan lagi bisa caper ke Nio.

"Nggak usah deh, kak." Tolak halus Nio masih menjunjung tinggi nilai-nilai tata krama terhadap orang yang lebih tua.

"Kenapa?"

"Lo itu yaa, ckckck" Jaka geleng-geleng kepala.

"Apasihh?"

"Udah jelek, berisik lagi!"

"Dah gitu nggak sadar diri!"

"Serah gue lah." balas Iren mencebikkan bibirnya.

"Heh! Lo itu amnesia atau pura-pura bego sih? Tahu Nio udah punya pacar masih aja di gaspol!"

"Cuma pacar kan? Siapa tahu gue jodohnya," Iren penuh percaya diri seakan dalam kitab Lauhul Mahfudz dialah jodoh dari seorang hamba bernama Ardenio.


•••

"Siang menjelang sore, Tan," sapa Jaka mencium punggung tangan Andin setelah wanita paruh baya tersebut mempersilakan masuk.

ADORABLE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang