Bab 17

191 36 15
                                    

***

Saran lagu Love Story - LYn


"DARIMANA AJA KELAYAPAN SAMPE SORE?!"

Baru saja menutup pintu, Nio dikejutkan dengan sosok yang berdiri di tangga sembari membawa sapu. Menatap horor ke arahnya dan berkacak pinggang.

"Ma! Ini bukan hutan jadi jangan teriak-teriak ah." Nio memberenggut kesal.

"Mama nggak akan marah kalo kamu itu nggak ngeselin!" Elsa mendekat. Bersidakep mengamati anaknya seperti tikus kecebur got. Sangat lusuh dan kotor apalagi sekujur tubuhnya basah.

"Sekarang jam berapa?" tanya Elsa mengetuk lengannya.

"Setengah enam." Nio terpaksa menjawab pertanyaan tidak bermanfaat Elsa daripada kena amuk lagi.

"Bagusss ... dari pagi ngelayap dan sekarang baru pulang."

"Habis ngemis di bangjo ya?"

"Itu bajunya lusuh banget udah kaya gembel," komentarnya menunjuk baju Nio yang kotor menggunakan sapu yang ada di tangannya.

"Terus aja hina anak sendiri..." gumamnya tidak jelas.

"Tau ah, ma. Aku mau mandi." Nio berjalan melewati Elsa.

"Eh, tunggu." Cegah Elsa memblokir jalan Nio dengan sapu andalannya.

"Apa lagi ma?" Menatap malas sang mama yang sungguh riweuh. Tidak tahukan tubuhnya ini sudah kedinginan. Ingin berendam air hangat tapi lihatlah, Elsa menghancurkan imajinasi yang telah dia bayangkan.

"Besok liburkan sekolahnya?"

"Menurut mama?" sewot Nio ngegas. Sudah tahu besok hari Minggu jadi sudah sangat jelas kalau sekolah libur. Gitu saja masih nanya. Ingin rasanya Nio berkata kasar namun langsung teringat dosanya sudah menganak cicit.

Elsa tersenyum misterius. "Besok suruh Amara kesini ya?"

Mengernyit bingung lantas bertanya. "Ngapain?"

"Pamer calon mantu mumpung besok jatah arisan di sini." ucap Elsa sumringah. Selain menyombongkan harta dan tahta dia akan pamer calon mantunya yang kelewat cantik.

"Gak! Gak boleh!" Bantahnya seketika.

"Apasih posesif banget!" cibir Elsa.

"Bukan posesif ma. Amara juga pasti nggak nyaman ada diantara ibu-ibu rempong."

"Ya udah biar mama telepon sendiri aja," ucapnya lalu pergi dari sana.

"Untung emak gue, kalo bukan udah guee hihhhh!"

•••

"Bentar-bentar," Amara menaruh ponselnya di atas ranjang. Mengambil earphone yang dia simpan di laci meja belajar. Setelah dapat, buru-buru dia tancapkan ke handphone. Lalu memasangnya ke telinga.

"Tadi ngomong apa?" tanyanya menatap layar ponsel yang dipenuhi wajah Nio. Cowok itu juga tengah berbaring di atas ranjang bersama selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

ADORABLE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang