"Semuanya perlu waktu, termasuk dalam menyelesaikan misi ini. You just have 300 days. Jika belum selesai, berarti gugur. Mati mengenaskan, kembali menyedihkan. Hanya itu pilihannya. Hati-hati!" Rensi tersenyum sumringah. Tidak peduli dengan maksud dari sandi yang baru saja ia pecahkan, dia merasa sangat perlu untuk merayakan pencapaian tersebut.
Dia memandang teman-temannya yang masih terpaku menanti jawaban dari Rin yang asyik mengetikkan kata kunci pada mesin pencarian. Perhatian mereka semua sontak teralihkan. Raut wajah tak suka dari Rin tertuju padanya. Namun, Rensi memilih untuk tak acuh. Hatinya sungguh puas setelah membalikkan keadaan beberapa hari belakangan ini.
Tata mendekati sang sahabat tidak sabar. Awalnya ia kira Rin-lah yang akan memenangkan pertandingan itu lagi, hingga ia harus berusaha mati-matian menenangkan Rensi. Namun, keadaan telah menyangkal dugaan tersebut. "Bagaimana bisa kamu memecahkannya dengan mudah? Bahkan sebelum google memberi jawaban memuaskan."
"Kamu tidak tahu, ya? Sejak dulu aku, kan, suka bermain anagram," jelasnya. Rensi menyeringai puas. "Yah, aku ini memang bodoh. Saking bodohnya hanya aku yang mengerti maksud sandi sesederhana itu." Sekilas, ia melirik Rin yang bersungut-sungut memasukkan ponsel pintar ke dalam saku.
Rin mendengkus kesal, melipat kedua lengan di depan dada. Dia terdiam meski hatinya berisi jutaan makian yang ditujukan kepada Rensi yang hanya gadis biasa. Meski yakin itu hanyalah sebuah keberuntungan, bara api yang sudah telanjur menyala tak bisa ia padamkan barang sesaat.
Atensi semua yang ada di ruangan itu teralihkan dengan Ranita yang bertanya dengan suara yang sedikit bergetar. "Jika belum selesai berarti gugur. Mati mengenaskan, atau kembali menyedihkan. Hanya itu pilihannya. Apa maksudnya semua ini?" Ia bisa dengan jelas merasakan suhu pada ujung jari turun secara drastis.
Ranita menelan ludah. Dirinya sadar jika perbuatan keji yang dilakukan kala terdesak waktu itu mungkin takkan bisa dengan mudah dimaafkan. Bisa melanjutkan hidup tanpa dibayangi kejaran aparat penegak hukum saja sudah cukup untuk membuat ia mengucapkan beribu-ribu pujian dan rasa syukur kepada Tuhan.
Akan tetapi, secercah cahaya yang berpendar kala ia menerima undangan mulai meredup saat mendengar fakta bahwa asrama yang ia tempati adalah sebuah jembatan tipis yang terbentang antara masa depan ideal dengan kematian yang tak pernah diharapkan. Salah selangkah, mereka bisa saja jatuh di tempat yang tak diinginkan. Ranita sadar, dia yang sekarang tidak pantas gugur sebagai pahlawan, tetapi di saat yang bersamaan segenap jiwa raganya menolak untuk merasakan akhir hidup yang pedih.
"Aku benar-benar tidak mengerti. Asrama ini menjanjikan kebahagiaan ..., dan cinta yang tak tergantikan. Tetapi di sisi lain, kita malah diancam dengan kematian yang mengenaskan." Ranita memeluk diri sendiri, guna meredakan kegelisahan yang mulai menghampiri.
Priskila mengerti tekanan batin yang dirasakan sahabatnya. Ia mengusap bahu Ranita, kemudian mengajak gadis itu pergi keluar ruangan. Rin yang masih tidak bisa terima bahwa ada orang yang kini bisa melampaui dirinya berlalu tanpa sepatah kata pun. Hingga hanya tersisa Tata dan Rensi yang mengamati punggung mereka yang perlahan menjauh.
Tata menghela napas panjang hingga oksigen memenuhi paru-paru. Dia menyentuh jemari sahabatnya lalu mengajak ikut keluar juga. Meskipun ada beberapa penghuni lain yang lalu-lalang di lorong memandang dengan wajah penuh tanda tanya, suasana benar-benar terasa hening bagi mereka.
Tanpa terasa, beberapa menit berlalu tanpa adanya pembicaraan. Kedua gadis itu membayangkan risiko terburuk jika mereka gagal menyelesaikan misi dalam pikiran masing-masing. Rensi memijat pelipis. Kepalanya terasa pusing. Tenggelam dalam euforia membuat ia sedikit terlambat menyadari bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama 300 DC
Teen FictionSelesaikan misimu di dalam Asrama yang penuh tantangan! Write your own story in here! Dalam rangka merayakan anniversary ke dua tahun 300 Days Challenge, kami mengadakan event menulis bersama. Asrama 300 DC adalah Sebuah cerita estafet yang akan dit...