30. Selamat Tinggal

9.3K 379 13
                                    

⚠Ramaikan di setiap Paragraf.
Tandai jikalau ada typo, sebab keyboard-ku otomatis berubah sendiri. Hehe.

"Selamat tinggal, Kasih. Terima kasih telah menciptakan banyak kenangan. Meskipun aku harus kembali merasakan kehilangan yang begitu menyakitkan."

-Black Marriage-

***

Maaf, ya, sempat gantung beberapa bulan ke belakang. Alhamdulillah aku masih diberi kesehatan, hehe. Jadi, untuk ke depannya insya Allah aku udah mulai aktif nulis lagi, ya.

Terima kasih atas support-nya selama ini. Selamat menikmati kembali kisah Jhovan dan Icha. ❤❤❤

-
-
-

Di Kamar.

Entah motif apa yang sedang Jhovan rencanakan saat ini, yang jelas lelaki itu tampak sangat manja terhadap istrinya.

"Cha, lo percaya gak kalo malam ini gue lagi nafsu?" tanya Jhovan berhasil memeluk tubuh sang istri dari samping.

Icha yang mendengar itu memilih tak peduli. Bahkan, gadis itu malah anteng dengan ponselnya sendiri. Sebenarnya banyak sekali beban pikiran yang menyerang otaknya secara bersamaan, apa lagi mengingat besok pagi ia harus meninggalkan Jhovan dan rumah yang sudah banyak memberikan kenangan indah.

"Cha, lo gak ada niatan kasih gue jatah?" Jhovan melirik Icha dengan tatapan sedih. "Ya Allah, Cha. Dosa lo nyuekin suami sendiri!"

Icha pun membalas Jhovan dengan lirikan tajam. "Lo bisa diem, 'kan, Jho? Gue lagi gak males debat."

Bisa dibilang, kali ini Jhovan salah satu suami yang memang sedang membutuhkan kehangatan tubuh secara langsung dari istri tercinta.

"Cha, kayanya kalo kita punya anak seru, deh."

Icha berdecih dalam hati. Bukankah waktu itu Jhovan sangat menolak keras tak ingin memiliki anak? Lalu, kenapa lelaki itu seolah termakan dengan omongannya sendiri?

"Gue gak mau punya anak," ketus Icha masih fokus ke layar ponsel.

Jhovan berhasil menghembuskan napas kecewa. Tangannya semakin erat memeluk pinggang Icha. Hubungan mereka berdua bisa dikatakan baik-baik saja, bahkan tak ada kejadian seperti adanya pelakor atau main balakang.

"Gue pernah denger ceramah dari ustad, Tikt*k. Katanya kalo suami minta jatah ke istri itu hukumnya dosa bila mana istri tersebut menolak, kecuali sedang kedatangan tamu bulanan. Nah, lo mau kena dosa, Cha?"

Icha masih membiarkan Jhovan memeluk pinggangnya. Ia lebih mengabaikan perkataan Jhovan. Dirinya bukan tak ingin melayani suaminya sebagai mana menjadi istri yang baik. Akan tetapi, banyak pertimbangan yang harus ia pikirkan demi melakukan hasrat yang memang tak dinginnya olehnya.

"Dosa lo nambah, Cha." Tentu saja hal tersebut membuat Icha mengerutkan keningnya heran.

Jhovan menatap Icha serius. "Gak percaya lo? Oke gue jelasin satu persatu. Pertama, lo nolak permintaan gue. Kedua, lo nyuekin gue. Ketiga, lo merasa gak bersalah atas apa yang lo lakuin di poin pertama."

"Kapan gue nolak permintaan lo?" Icha sengaja melihatkan layar ponselnya. "Gue lagi nonton drakor, lo gak buta, 'kan?"

"Berarti lo mau, dong?" tanya Jhovan penuh kegirangan.

Icha terdiam cukup lama, lalu ia menggelengkan kepalanya tanpa mengucap satu kata atau kalimat sedikit pun.

"Tuh, 'kan. Lo kenapa, si? Gue berasa ngomong sama tembok," dengus Jhovan melepaskan pelukannya.

Black Marriage [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang