Chapter 8 : Rendi Sewot

56 9 0
                                    

Jam pelajaran hari ini sudah selesai, bel pulang pun dibunyikan oleh satpam sekolah, menandakan murid-murid di sekolah itu sudah boleh pulang kerumahnya masing-masing.

Saat ini Chandra masih berada di dalam kelasnya, menunggu Rendi dan Nana yang katanya tadi ingin mengumpulkan tugas di kantor guru.

Sambil menunggu, Chandra mengeluarkan ponselnya dari balik saku celana sekolah yang ia kenakan saat itu.

Membuka kamera untuk kemudian diarahkan padanya.

Anak itu tersenyum kemudian menekan tombol yang berada di layar ponselnya untuk mengambil gambar (wajahnya), yang katanya lebih manis dari pada gula. Narsis sekali memang anak itu.

Melihat hasil jepretannya, ia tidak sadar jika kedua temannya kini sudah berada dihadapannya.

"dah dah yok pulang" ucap Rendi.

Chandra yang mendengar langsung bangun dengan dirinya yang masih fokus pada ponsel, memandangi dirinya sendiri.

Chandra yang mendengar langsung bangun dengan dirinya yang masih fokus pada ponsel, memandangi dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kalian heran nggak sih?"

Tiba-tiba Chandra bersuara.

"heran apaan?"

"heran kenapa gua bisa ganteng banget gitu"

Mendengar perkataan yang barusan keluar dari mulut Chandra, kedua sahabatnya itupun langsung membuat ekspresi seperti jijik dan membuat dirinya seperti ingin muntah.

"Chan lo heran nggak sih?" kini Rendi yang bertanya.

"heran apaan?"

"kenapa lo bisa terlahir dengan kepedean yang sangat luar biasa?"

Mendengar hal itu sontak membuat Nana tertawa, ia tau jika Rendi ini memiliki perkataan yang pedas.

"Eh si Mita kok bisa kepeleset sih" ucap Nana setelah merasa puas tertawa barusan.

Dan kali ini gantian, Rendi yang tertawa.

"Haha, lu liat kagak ekspresinya tadi pas jatuh, lucu banget sumpah"

"Eleh, disini aja lu ketawa, tadi bantuin"

"Ya masa udah jatoh gitu nggak ditolongin, kan kasihan, mana mereka pada ketawain lagi" Elaknya.

"Iya dah iya, serah lu"

"Dih, emang bener kok"

"Yaudah gua kan barusan bilangnya iya" ucap Nana menahan tawa saat melihat ekspresi panik dari Rendi.

"jangan pikir macem-macem lu, gua nggak suka ama ntuh cewek"

"Lah yang bilang lu suka siape? Nggak ada kan?"

"Yaa..."

Rendi mati kutu, jelas ia terdiam akibat perkataan yang dilontarkan dari mulut Nana barusan.

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang