Menuruti perkataan sang ayah, kini Berlian sudah berada di kafe nya, melayani para pelanggan yang memesan minuman padanya.
Antrian saat itu panjang, membuatnya tak sempat hanya untuk sekedar duduk sebentar saja.
"Selamat datang, mau pesan apa Mba? Mas?" Dirinya berucap ramah pada dua orang dihadapannya itu, sepertinya mereka sepasang kekasih, pikirnya.
"Ice Americano 1, kamu apa?" Lelaki itu bertanya kepada sang wanita.
"Itu aja trus selalu, nggak ganti-ganti," Kirana memukul pelan lengan Nana, "boba coklat hazelnut," ucapnya memberitahu minuman apa yang ia mau.
"Baik, pesanannya segera datang," Berlian berucap lagi, tak lupa ia mencatat pesanan pelanggannya itu, Nana memberikan uang cash, yang diterima langsung oleh Berlian.
"Meja ujung sana ya Mba," ucap Nana.
Kirana menatap wajah itu, seperti tak asing(?) Pikirnya.
"Nama Mba... Berlian?" Tanya Kirana hati-hati, takut jika salah orang.
Berlian mengerutkan keningnya, bagaimana ia bisa tahu namanya?
"Iya Mba, apa Mba kenal saya? Atau kita pernah ketemu?" Berlian bertanya.
"Eh e-enggak Mba, kita nggak--"
"Kalo udah gantian dong, udah lama nih nunggunya," seorang wanita yang tepat berdiri di belakang Kirana berucap dengan nada sedikit kesal.
"Oh ya, m-maaf Mba."
Kirana berlalu dari sana, meninggalkan seseorang yang bernama Berlian itu.
"Kamu kenal?" Nana yang sedari tadi memperhatikan kekasihnya itu berbicara pada sang kasir, bertanya apakah Kirana mengenal wanita itu.
"Dia pacar Chandra Na," Kirana berucap, Nana lantas merasa terkejut, tampak dari ekspresi wajahnya saat ini.
"Waktu itu aku pernah liat fotonya, dan itu dia, namanya Berlian."
Nana merasa tak percaya, bisa bertemu dengan pacar sahabatnya, ini sungguh sangat kebetulan.
Tak terkecuali bagi Kirana, ia juga terkejut dan tidak menyangka bisa bertemu dengan pacar...
Chandra.
Pesanan Nana dan Kirana sudah selesai, membuat salah satu pelayan ingin mengantarkan pesanan itu, namun ia ditahan oleh Berlian.
"Tolong layani aja pelanggan, biar saya saja yang anter pesanan ini," ucap Berlian.
"Baik kak," jawab pegawainya itu.
Berlian mengantarkan pesanan dua orang itu ke mejanya, meletakkan nampan itu di atas meja lalu memberikan minuman itu pada mereka sesuai pesanan tadi.
"Ini pesanannya," ucapnya ramah.
"Makasi," Kirana menjawab, lalu tersenyum.
"Mba ini pacarnya Chandra?" Nana bertanya, menatap ke arah Kirana yang terlihat kebingungan.
"Kalian... kenal Chandra?"
"Oh iya kenalin, saya sahabatnya Chandra dan ini pacar saya Kirana, kami sama Chandra dulu satu SMA tapi sekarang milih kuliah di Jakarta," Nana memperkenalkan dirinya dan juga Kirana.
Berlian lantas lantas mengangguk paham, lalu sedikit tertawa, "gue bukan pacarnya Chandra," ucapnya.bbthy
Kirana mengernyitkan keningnya, "tapi kata Chandra, Mba pacarnya.."
Sekarang gantian, Berlian yang mengernyitkan keningnya.
Dirinya yang semula berdiri, kini duduk di salah satu kursi kosong yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Chandra || Haechan [REVISI]
FanfictionChandra itu siapa sih? Orangnya yang kaya gimana? Mungkin kalo pertanyaan ini di tanyain sama orang-orang di sekitar Chandra, mereka bakal jawab kalo Chandra itu definisi dari kebahagiaan, keceriaan, bahkan moodmaker. Apa terdengar berlebihan? Tapi...