Sekarang Chandra berada di kelas, dirinya sedang mencatat rumus-rumus matematika yang tadi dicatat oleh gurunya di papan tulis, beberapa menit yang lalu guru tersebut sudah keluar karna jam pelajarannya sudah habis.
Nana dan Rendi barusan sudah di panggil ke kantor guru, berhubung ada urusan yang harus mereka selesaikan bersama guru pelajaran matematika yang tadi masuk ke kelas mereka.
Mungkin seperti biasanya, guru matematika tersebut meminta tolong pada Nana dan Rendi untuk membantunya menilai buku tugas teman-teman sekelasnya.
Sekedar info saja, Nana dan Rendi lebih unggul di pelajaran hitung-menghitung itu dibandingkan Chandra.
Chandra bangun dari duduknya setelah kegiatannya mencatat sudah selesai, anak itu sedikit meregangkan ototnya yang terasa kaku karna lumayan lama duduk dengan posisi sedikit membungkuk.
Dirinya segera merapikan barang-barangnya yang berada di atas meja, bel istirahat sudah dari beberapa waktu lalu berbunyi, tanpa ingin membuang-buang waktunya, Chandra langsung berjalan keluar kelas lantas menuju ke kantin.
Seperti biasa, Chandra sekarang sudah duduk di salah satu bangku yang masih kosong untuk menunggu semangkok bakso langganannya.
"Kang kayak biasa ya!" ucapnya sedikit berteriak karna suasana kantin yang saat itu lumayan ramai.
Akang bakso, atau yang sering di panggil Kang Ucup itu memberikan jempolnya pada Chandra, yang dibalas dengan senyuman manis oleh pemuda tengil itu.
Tidak lama pesanannya datang, Chandra dengan semangat langsung membubuhi semangkok bakso itu dengan saus dan kecap, tidak lupa juga menambahkan cabai.
Dengan lahap Chandra memakannya, makanan favoritnya itu.
Chandra teperanjak saat satu botol air mineral mendarat tepat di depannya. Ia mendongak, untuk melihat siapa yang melakukan itu.
"Kirana?"
Ya, wanita itu.
"Ini air buat lo, teman?" Ucap Kirana, sedikit menampilkan smirk nya.
Chandra tersenyum, ahh.. sepertinya permintaannya untuk menjadi teman wanita itu diterima.
Chandra meraih botol itu.
"Makasih, teman," ucapnya.
Tanpa lama-lama lagi, Kirana langsung duduk berhadapan dengan Chandra, hal sama ia lakukan, memesan semangkok bakso untuk dirinya sendiri.
"tumben lo makan di kantin," ucap Chandra disela makannya.
Kirana menoleh pada Chandra dari ponselnya. "Sok tau banget lo."
"Ya tau lah, orang gua set-
"Set? Set apaan?"
Tanya Kirana bingung saat lawan bicaranya utu menghentikan ucapannya secara tiba-tiba.
"Eh, eng-enggak, itu gua kan tau nya lo anti sosial gitu, ya gitu," jawab Chandra kikuk.
"Ngeledekin lo?" Tanya Kirana menaikkan alisnya sebelah.
"Lo ngerasa gitu?"
"Iyalah"
"Yaudah berarti iya," jawab Chandra acuh dan melanjutkan makannya.
Kirana yang mendengar ucapan itu dari mulut Chandra merasa sangat jengkel, apa-apaan.
"Seanti-anti sosialnya gue, ya nggak sampe nggak makan ke kantin lah," ucap Kirana setelahnya.
"Bukan biasa lo bawa bekal ke sekolah?" Tanya Chandra lagi.
"Lo tau dari mana?"
Chandra berhenti mengunyah, rasanya ia ingin mengutuk dirinya sendiri.
'Bodoh banget anjir' - Batinnya.
"Ini baksonya"
Keterdiaman diantara keduanya kini sirna akibat Kang Ucup datang dengan membawa semangkok bakso pesanan Kirana barusan.
"Noh makan noh, biar nggak kurus lo penggaris," ucap Chandra mendekatkan botol saus dan kecap manis ke arah Kirana.
***
Chandra Melompat-lompat di atas kasur miliknya, sesekali berteriak senang.
Apa yang terjadi?
"Woi jebol ntar tuh kasur!"
Jamal yang sedang frustasi karena gamenya yang kalah, sekarang malah semakin bertambah kesal akibat Chandra yang sedari tadi entah kenapa heboh sendiri.
"Bang gua seneng!"
Hanya itu yang Chandra ucapkan.
"Gila lo!"
Tanpa memperdulikan ucapan Chandra, Jamal keluar dari kamarnya dan menuju kebawah.
Sudah lelah dengan kelakuannya sendiri yang sedari tadi teri melompat, akhirnya Chandra menjatuhkan dirinya keatas kasur.
Dirinya meraih ponsel yang berada di atas meja kecil di samping tempat tidur, kembali mengecek aplikasi chat itu.
Nih gua, svb Chandra|
19.43
✓Chandra menghela nafasnya, kembali melihat jam di ponselnya, sudah hampir jam 09 malam.
Chandra mematikan ponsel itu, hendak menaruhnya ketempat semula.
***
Kirana baru saja selesai makan malam bersama ayah dan ibunya, sekarang wanita itu sudah berada di dalam kamarnya.
Beranjak naik ke atas kasur untuk merebahkan tubuhnya karna merasa sangat lelah.
Dirinya meraih ponsel yang sedari tadi ia selesai mandi diletakkannya dibawah bantal.
Dirinya langsung membuka notifikasi yang terlihat saat ia menghidupkan layar ponselnya itu.
|Nih gua, svb Chandra
19.43Ah ternyata pesan itu..
Oke, ntar gue svb|
21.04
✓✓|Kok ntar?
21.05Ya entar|
21.06
✓✓|Makanya itu gua nnya, knpa ntar?
21.07Yaudah bntar gue sv, ribet lu ah|
21.08
✓✓|Okeee
21.08Kirana lagi-lagi merasa jengkel dengan pemuda satu ini, lantas ia langsung menyimpan kontak yang ia ketahui itu adalah nomer Chandra, teman barunya?
Chandra🐻
|Udah lo svb kan Kir?
21.17Iya udh anjir😭|
21.20
✓✓|Makasi ya
21.22Buat?|
21.23
✓✓
|Ya karna lo udah sv nomer gua
21.24Ouh, oke|
21.25
✓✓Tanpa disadari olehnya, kedua sudut bibir itu terangkat, menampilkan sebuah senyuman indah ketika membaca pesan terakhir dari lelaki bernama Chandra itu.
~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Chandra || Haechan [REVISI]
FanfictionChandra itu siapa sih? Orangnya yang kaya gimana? Mungkin kalo pertanyaan ini di tanyain sama orang-orang di sekitar Chandra, mereka bakal jawab kalo Chandra itu definisi dari kebahagiaan, keceriaan, bahkan moodmaker. Apa terdengar berlebihan? Tapi...