"Chan lu mau bantuin gue?"
Kirana yang bertanya, sekarang mereka sedang berada di halte bus, menunggu bus yang akan datang untuk membawa para penumpang ke tujuannya masing-masing.
Kirana sangat keras kepala, padahal Chandra sudah mengatakan ingin mengantarkannya pulang saja, tapi ia menolak ajakan Chandra dan tetap memilih untuk pulang dengan menaiki bus.
Chandra saat itu sengaja tidak pulang dulu, hanya sekedar untuk menunggu bus yang akan datang dan membawa Kirana pulang.
Jangan tanyakan dimana Rendi dan Nana, mereka sudah pulang dari tadi, Rendi itu teman yang sangat pengertian, dirinya langsung pulang tadi saat melihat Chandra bersama Kirana jalan berduaan menuju halte bus.
Lagi pula Rendi belakangan ini sedang dekat dengan wakil ketua Osis, Rini namanya, wanita cantik dan tegas yang mampu membuat hati seorang Rendi luluh, sangat menakjubkan.
Chandra menoleh kearah Kirana, menautkan kedua alisnya.
"Bantu apaan? Kalo susah-susah gua nggak mau," jawabnya acuh.
Kirana hanya menatapnya tak suka, tapi sedetik kemudian ia kembali berucap. "Gue pernah denger dari Rendi, kalo Mama lu pinter masak, gue minta diajarin boleh nggak?"
Chandra mengernyitkan keningnya mendengar penuturan dari Kirana barusan.
"Rendi bilang sama lo?" Tanyanya ulang, Kirana mengangguk.
"Iya, nyokap gua emang pinter masak."
"Gue minta diajarin boleh nggak?"
"Tanya lah sama nyokap gua, kok malah nanyanya ke gua"
"Ya kan lu anaknya Chandra."
"Oh iya ya"
Rasanya Kirana ingin menjitak kening Chandra saat itu juga, terlampau kesal dengan anak itu.
"Sekarang aja yok ke rumah gua, Nyokap gua ada di rumah, mungkin juga lagi masak, sekalian lu cicipin masakannya" Ajak Chandra, kali ini anak itu tersenyum manis membuat Kirana juga ikut tersenyum.
Ah, sepertinya senyuman Chandra sudah menjadi senyuman favorit Kirana.
"Boleh nih? Beneran?" Tanyanya sumringah.
"Iya boleh, yok."
Chandra berdiri, kemudian langsung berjalan kearah motornya, diikuti oleh Kirana di belakangnya.
Bagaimana dengan bus? Jelas tidak jadi karna pada akhirnya Kirana juga akan duduk di bangku belakang motor sport Chandra yang kosong itu.
Dari kejauhan, ada seseorang yang sedang duduk di atas motornya sambil menatap kearah mereka berdua, dapat dilihat jika orang tersebut menghela nafas, mungkin ia harus kembali memendam perasaan itu.
Lelaki itu langsung memakai helm dan melajukan motornya setelah melihat Chandra dan Kirana meninggalkan halte bus.
***
Chandra memarkirkan motornya seperti biasa di halaman rumahnya.
Kirana turun dari motor itu dengan pundak Chandra sebagai bantuan.
"Chan, ni rumah lu?" Tanya Kirana, sambil menebar pandang pada rumah tersebut.
"Bukan, ini rumah mak gua"
Kirana hanya tersenyum mendengar jawaban Chandra.
Sudah biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Chandra || Haechan [REVISI]
Fiksi PenggemarChandra itu siapa sih? Orangnya yang kaya gimana? Mungkin kalo pertanyaan ini di tanyain sama orang-orang di sekitar Chandra, mereka bakal jawab kalo Chandra itu definisi dari kebahagiaan, keceriaan, bahkan moodmaker. Apa terdengar berlebihan? Tapi...