Seperti yang dikatakan kemarin, kini keluarga Juwita beserta teman dan anak temannya berencana untuk pergi jalan-jalan.
"Cepetan Jamal, Ya Allah lelet banget lo!"
Yonggi yang kini berada di belakang setir kemudi berteriak memanggil Jamal yang sangat lama.
"Sabat bang! Buset dah!"
Mereka menaiki mobil milik Laras, sengaja untuk berada di mobil yang sama, dan sekarang Jalan masih memakai sepatu sedangkan yang lain sudah menunggu di halaman.
"Kunci pintu jangan lupa!" Teriak Dika.
Chandra sudah sangat pusing dengan suara abang-abangnya itu, sudah seperti di hutan saja, teriak-teriak.
"Iya ini hampir siap," jawabnya yang sedang mengunci pintu rumah.
Dan selesai, akhirnya pintu rumah dikunci.
Yang menyetir mobil adalah Yonggi, dengan Dika yang duduk di sampingnya. Ketiga wanita tersebut--Juwita, Laras, dan Berlian--berada di tengah, dan Jamal, Chandra, juga Raka yang berada di bangku bagian paling belakang mobil.
"Siap semuanya?!" Tanya Yonggi.
"Siap!" Mereka menjawab bersamaan.
"Eh tapi ntar dulu bang!" Dika berucap tiba-tiba membuat Yonggi mengerem mendadak, padahal baru saja ia mengeras mobil itu.
"Apalagi sih!" Tanya Jamal yang keliatan kesal.
"Pagar belum dikunci noh, bentar," Dika turun dari mobil itu, membuat semuanya menghela napas pasrah, kemudian ia menggembok pagar tersebut, dan langsung berlari kearah mobil untuk kemudian pergi jalan-jalan.
"Oke! Jalan!"
***
Mereka memasuki mall tersebut, para ibu-ibu sudah pergi ke bagian peralatan dapur yang sedang ada diskon, sungguh ibu-ibu.
Yonggi, Dika, dan Raka pergi ke bagian kafe, duduk di sana sambil menunggu pesanan makanannya siap.
Sedangkan Jamal tertarik untuk melihat gelang tali disana, ia langsung mengingat pacarnya saat melihat gelang-gelang yang bagus itu, masih ingat Juju bukan? Ya, Zubaidah yang namanya di modif menjadi Juju.
Jamal langsung saja memilih gelang yang sekiranya lucu jika untuk dijadikan gelang couple bersama pacarnya.
Disini sekarang tinggal ada Chandra dan Berlian, Chandra sedang duduk, sedangkan berlian sedang selfi-selfi.
Berlian terlihat sangat cantik dengan rambutnya yang ia kepang jatuh kebelakang, dengan blus kengsi berwarna coklat, juga rok putih selutut yang ia kenakan. Tak lupa sepatu putih polos, make up yang tidak terlalu tebal, hanya digunakan sekedar saja, dan lipstik yang sangat cocok dengan kulitnya yang putih. Terlihat sangat manis.
Sama halnya dengan Chandra, pria itu mengenakan jeans hitam panjang, dengan atasan hoodie berwarna putih, tak lupa jam tangan yang menambah kesan tegas pada tangannya. Topi berwarna hitam itu juga membuat Chandra terlihat lebih tampan, juga penutup kepala hoodie yang ia kenakan. Dan satu lagi, sepatu berwarna putih yang diberikan Berlian kemarin.
"Chan, liat sini dong," Berlian memanggil, membuat sang empu nama menoleh ke arahnya.
"Senyum," ucap Berlian yang langsung di turuti oleh Chandra.
Langsung saja Berlian menekan tombol untuk mengambil foto pada ponselnya.
Setelahnya, Berlian tersenyum manis melihat hasil foto tersebut, lalu di perlihatkan pada Chandra. Chandra ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Chandra || Haechan [REVISI]
FanfictionChandra itu siapa sih? Orangnya yang kaya gimana? Mungkin kalo pertanyaan ini di tanyain sama orang-orang di sekitar Chandra, mereka bakal jawab kalo Chandra itu definisi dari kebahagiaan, keceriaan, bahkan moodmaker. Apa terdengar berlebihan? Tapi...