Hari ini mendung menyelimuti langit Kota Bandung. Hari ini hari Selasa, dan sepertinya hujan akan mengguyur Kota Bandung sebentar lagi.
Ingin pergi ke sekolahnya menaiki motor, takut jika saat diperjalanan hujan akan turun dan ia harus mencari tempat berteduh dijalan.
Dari pada kehujanan, akhirnya Chandra lebih memilih untuk menaiki Bus.
Sejak tadi Chandra sudah berada di halte bus menunggu Bus yang akan datang dalam beberapa menit lagi.
Saat sedang menunggu, Chandra memilih mengeluarkan earphone miliknya lantas ia sematkan ke telinganya, memutar lagu Night Changes dari One Direction.
Bersenandung menikmati setiap alunan musik dan bait-bait lagu yang Chandra tidak tau artinya, hingga tidak sadar jika ada seseorang yang duduk disampingnya.
Hujan turun bersamaan dengan datangnya Bus yang sedari tadi sudah ditunggu-tunggu oleh para penumpang.
Chandra memilih untuk duduk di bangku bagian belakang, duduk di samping seseorang dan tanpa sadar orang itu ternyata adalah...
"Lah? Lo sejak kapan ada disini?" Tanya Chandra yang sudah menghadap sepenuhnya ke arah Kirana.
Kirana yang menyadari ada seseorang yang mengajaknya untuk berbicara pun menoleh.
"O-oh ya sejak bus nya berhenti tadi lah" Jawab Kirana, sedikit terkejut sebenarnya karna orang yang mengajaknya bicara adalah pria yang menolongnya kemarin.
Chandra hanya mengangguk sedikit kaku.
Tidak ada percakapan diantara keduanya, sebelum...
"Oh ya, gimana kaki lo? Udah enakan?" Ya, Chandra yang bertanya.
"Santai lah, lagian nggak parah juga" jawab Kirana.
Chandra hanya tersenyum sebagai respon yang ia berikan pada ucapan Kirana barusan.
.
.
"Nih Pak tugas saya, udah selesai semuanya" Ucap Chandra memberikan buku tugasnya pada sang guru, siapa lagi kalau bukan Pak Burhan.
Sesuai perintah Pak Burhan, Chandra menyelesaikan semua tugasnya dengan rapi.
"Bagus, kalau begini kan nanti nilainya jadi bagus" Puji Pak Burhan.
Yang dipuji sudah tersenyum bangga.
"Yaelah baru aja ngerjain tugas sekali udah bangga"
Rendi yang berbicara.
Rasanya Chandra ingin sekali mencekik makhluk di sampingnya ini,
"lemes bat mulut lo kek mulut emak-emak"
"Dih, minggir gua mau ngumpul tugas, nih Pak" Ucap Rendi sedikit menggeser posisi Chandra yang berdiri tepat didepan meja Pak Burhan, lalu ia juga mengumpul tugasnya dengan senyum yang terpasang diwajahnya.
'Untung sahabatan udah lama, kalo engga mah udah gua picek nih orang' - Batin Chandra.
.
.
Chandra sudah di rumah sekarang, ia sedang berdiri di balkon kamarnya, menatap langit yang sedari tadi masih setia dengan awan hitamnya.
Udara sekarang dingin, sebenarnya Chandra sangat suka suasana seperti ini, apalagi saat rintik-rintik hujan yang turun dari langit menerpa permukaan wajahnya, rasanya ingin sekali dirinya turun dan menuju halaman dan bermain hujan, namun saat kejadian terakhir kali dimana dirinya terkena demam tinggi dan menggigil hebat, serta mendapat omelan dari Mama dan Dika tentunya. Chandra mengurungkan niatnya itu, tidak ingin menginap di rumah sakit dan dipaksa meminum obat yang rasanya tidak disukai olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Chandra || Haechan [REVISI]
Fiksi PenggemarChandra itu siapa sih? Orangnya yang kaya gimana? Mungkin kalo pertanyaan ini di tanyain sama orang-orang di sekitar Chandra, mereka bakal jawab kalo Chandra itu definisi dari kebahagiaan, keceriaan, bahkan moodmaker. Apa terdengar berlebihan? Tapi...