Chapter 4 : Jangan Sering Emosi

106 15 1
                                    

Voment nya ya guys, makasih☺️💚

Happy Reading


Sekarang sudah tepat pukul 8 malam, dan tepat saat itu juga Dika baru sampai di rumah.

Biasanya anak itu pulang jam 6 sore.

Lelaki bertubuh tinggi itu kelihatan sangat lelah, dengan pakaiannya yang sudah acak-acakan dan rambut yang sudah tidak rapi lagi. Bahan sangking lelahnya, ia sampai tertidur di atas sofa ruang tengah.

Chandra yang saat itu baru saja pulang dari rumah Rendi tidak sengaja melihat Dika yang tertidur dengan mulut sedikit terbuka di atas sofa. Dirinya mendekat, memperhatikan wajah abangnya itu.

Sebenarnya ia ingin tertawa namun takut jadi adik durhaka.

Melupakan hal lucu yang akan ditertawakannya tadi, Chandra pergi ke dapur dan melihat Mama yang sedang menyiapkan makan malam bersama dengan Abang tertuanya, Bang Yonggi.

Melihat ada tumis pete kesukaannya di atas meja, cepat-cepat anak itu meraih sendok lalu langsung menyuapi tumis pete itu kedalam mulutnya.

Jamal yang melihat adegan itu sontak langsung merasa mual.

"Kenapa sih lo suka banget sama pete?" Tanya Jamal dengan wajah aneh dan terlihat seperti eneg.

Ingat ini!! Jamal anti pete!!

"Kenapa sih lo suka toge?" Tanya Chandra balik.

"Ya karna enak lah ogeb!"

"Ya gua juga gitu lah, gua suka pete karena pete enak," jawab Chandra acuh.

"Dih enak apaan orang pait juga, makanya tuh muka lu pait," ucap Jamal sambil meraih gelas berisi air dihadapannya lalu langsung meminumnya.

"Bodo amat, itu bagi lo bukan bagi gua," Chandra tidak peduli, malah ia kembali menyuapi pete itu kedalam mulutnya.

Setelah puas memakan pete, Chandra tidak sengaja melihat potongan buah lemon di atas meja, cepat-cepat anak itu meraih potongan lemon tersebut lalu membawanya ke ruang tengah dimana saat itu Dika masih tertidur.

Anak itu mendekat ke arah Dika, Raka yang juga ada disana dan sedang memainkan ponselnya langsung  menatap heran ke arah Chandra.

"Mau ngapain lo?" Tanyanya.

"Sttt!" Bisik Chandra, meletakkan jari telunjuknya di atas bibir, mengisyaratkan untuk diam.

Raka terlihat bingung dan baru menyadarinya saat melihat potongan lemon yang ada di tangan adiknya itu.

Dengan segala keusilan yang dimiliki oleh seorang Chandra, anak itu memeraskan lemon itu kedalam mulut Dika.

Dika yang tentunya pada saat itu merasa keasaman langsung bangun dan lari kearah wastafel dapur dan meludah guna menghilangkan rasa asam pada lidahnya.

Tidak sampai disitu, karena nyatanya rasa asam pada lidahnya belum sepenuhnya hilang, Dika berjalan kearah meja dapur lalu meminum air yang ada disana.

Raka yang melihat kejadian itu langsung tertawa sampai-sampai ia lupa bagaimana caranya untuk berdiri, kakinya seakan berubah menjadi jelly, disambung dengan Chandra, si pelaku yang juga ikut tertawa.

Didalam hatI, Dika rasanya ingin sekali memaki Chandra atas keusilan adiknya itu padanya.

Namun, tawa Chandra tiba-tiba hilang bersamaan dengan lampu yang tadinya menyala dan tiba-tiba mati.

Yap, mati lampu.

Cuaca yang pada saat itu juga kebetulan sedang mendung, dan berangin, semakin membuat Chandra takut. Anak ini sangat takut dengan gelap.

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang