Pangeran impian

1.1K 128 18
                                    

FMV cerita A possessive brother

Jangan lupa diputar yak sobat Guya!

Jam telah menujukan pukul sembilan siang. Bel istirahat telah berbunyi nyaring.

"Atha ke kantin yuk gue laper," ucap Miya memandang wajah Agatha yang masih tertidur pulas di atas meja.

Untung jam kedua mapel biologi Pak Rio tidak masuk. Jadi Agatha meluangkan waktu emas itu untuk tidur sejenak.

Agatha terbangun, ia merenggangkan otot nya. Mengucek matanya lalu memandang kedepan dengan mata sayu.

"Kalian duluan nanti gue nyusul. Gue lagi ada kerjaan di perpustakaan, " ujar Agatha memandang ke arah Miya dan Raja bergantian.

Dua bocah itu cuma mengangguk paham dan melenggang pergi meninggalkan Agatha. Dengan rasa malas gadis itu mulai berdiri lalu melangkah kan kakinya menuju perpustakaan.

Belum beberapa meter Agatha berjalan ia di kagum kan oleh penampakan yang benar-benar menyilaukan mata.

Di depan tampak lima laki-laki yang tengah asik mengobrol. Tapi, mata gadis itu malah tertuju pada laki-laki yang bertengger di dinding dengan earphone yang setia menempel di telinga nya. Senyum sumringah terbit dari dua sudut bibir Agatha.

Ia berjalan menghentak-hentakan kakinya manja, sesekali merapikan rambutnya agar tampak rapi di depan laki-laki itu. Cakepnya subhanallah!

"Wuhu kebetulan yang membawa kebahagiaan," gumam Agatha tersenyum lebar.

"Kak Bintang!" teriak Agatha nyaring.

Keempat laki-laki yang duduk di bangku beton depan kelas menoleh ke arah Agatha. Mengernyit heran. Mengetahui laki-laki tampan yang bernama Bintang itu tak menyahut ucapanya, Agatha ngembek. Pipinya menggembung sebasar bakpao.

"Kuping Bintang budek Tha," ujar laki-laki yang sedang memainkan gitar.

"Namanya juga pake earphone goblok," timpal lelaki di sebelah nya.

"Coba lo copot aja earphone dari telinga si Bintang," usul laki-laki yang memakai seragam membiarkan baju nya terbuka melihat kan kaos hitam yang ada didalam.

Agatha menggeleng cepat. "Takut ngamok gue kalau ganggu dia kak Egar," ucapnya.

Egar, laki-laki yang sedang memegang gitar pun meletakan gitar nya di bawah, terbiarkan menyender tembok.

Egar melepas earphone yang Bintang pakai. Bintang yang mengetahui itu langsung menatap ke arah Egar bingung.

"Di cariin Atha," ucap laki-laki itu pelan.

Bintang yang tersadar dengan ucapan Egar langsung menoleh ke arah Agatha. Gadis itu memandang ke arah Bintang dengan buku yang masih setia ia peluk. Senyum sumringah sudah terpampang jelas dari sudut bibirnya.

"Kenapa?" jawab Bintang dingin.

"Cih, gak seneng ketemu sama Atha?"

"Gak."

"Kak Bintang mah selalu gitu." Agatha menghentakan kakinya marah, dengan mood yang berantakan gadis itu melenggang pergi menuju kantin.

Agatha memang sangat menyukai Bintang sejak kali pertama menginjak kan kakinya di sekolah ini. Seniornya satu itu memang sudah memikat hati seorang Agatha bungsu Arlando. Gadis setinggi 155cm itu memang memiliki tubuh yang mungil. Tapi, jangan di anggap enteng. Cebol-cebol begitu juga pinter bela diri.

A Possessive Brother👥 (On going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang