Bintang terdiam beberapa detik, lalu mulai sadar menatap wajah Agatha dingin.
"Nggak!" tegas Bintang lalu melenggang pergi meninggalkan tempat. Membuat semua anak OSIS menatap laki-laki itu kecewa.
Agatha cemberut, ia menghentakan kakinya kesal." Kak Bintang harus jadi pacar Agatha, titik!!" teriaknya nyaring.
Agatha mengantupkan bibirnya lalu diam lagi, menarik napas panjang. "KALAU PERLU JADI SUAMI ATHA!!"
Teriakan nyaring Agatha, tentu saja membuat siapapun yang berlalu lalang menoleh kearah sumber suara. Agatha tak perduli, yang ia pedulikan adalah kenyataan kalau Bintang menolak gadis itu secara terang-terangan.
Semua orang hanya geleng-geleng kepala lalu menatap Agatha heran sesekali terkekeh melihat tingkah lucu gadis itu. Raja dan Miya hanya cengo disampingnya. Bisa-bisanya bocil ini.
"Lanjut kegiatan, biar gue yang susul Bintang," ucap Egar.
Semua anggota OSIS tak keberatan jika Agatha harus berpacaran dengan Bintang. Lagi pula mereka sangat cocok, dengan tingkah Agatha yang manjanya luar biasa. Agatha yang manja juga jangan dianggap remeh dalam prestasi dan kepintarannya. Walaupun tidak sering melihatkan bakat. Agatha diam-diam menyimpan seribu bakat didalam dirinya, ia juga bisa nyanyi, dance dan yang lainya.
Egar panik, ia linglung sesaat kemudian menyusul Bintang. Mengusahakan agar Bintang menerima tawaran Agatha.
"Bin, tunggu!"
Tak ada jawaban dari Bintang, laki-laki itu masih berjalan dengan tenang seraya memegang ponselnya. Mengetik beberapa pesan.
Bintang menghentikan langkah kakinya. Menatap isi pesan yang dikirim Bulan.
Dek Bulan
Kak, Mas Langit jatuh dari tangga gara-gara berantem.
Sontak membuat Bintang merasa panik, ia berlari menuju parkiran mengambil kunci mobilnya.
...
"Salah lo! Tadi lo yang dorong Langit dari tangga!"
Ucap seorang anak lelaki seumuran Langit. Ia beradu mulut dan saling menyalahkan. Sedangkan Bulan masih menangis dan memegang tangan sang kakak tanpa melepaskan walaupun hanya satu detik lamanya.
Seorang guru BK hanya geleng-geleng kepala. Untung luka Langi tak begitu parah, kepala laki-laki itu hanya membentur tembok dan langsung pingsan. Mungkin karena rasa pusing yang menjalar dikepalanya.
"Enak aja. Yang cari gara-gara sama Langit kan lo duluan! Gue cuma ikut-ikutan. "
"Kalian bisa tenang? Jelas-jelas tadi Bulan lihat kalau kalian yang dorong Langit dari tangga."
Mereka berdua seketika menunduk takut. Sang guru BK menekan pangkal hidung nya pening.
"Suruh orang tua kalian kesini. Termasuk orang tua Langit dan kamu Bulan."
Bulan mendongak menatap guru BK. Lalu mengangguk patah-patah masih dalam keadaan menangis. Jika terjadi sesuatu dengan Langit, Bulan akan sedih. Pasti itu, karena ia adalah kakak yang selalu ada untuk Bulan disaat. Bintang, Elang, dan Bang Lahar fokus dengan sekolah dan pekerjaan.
"Mas, Bulan mohon bangun."
Seperti mendengar dari alam bawah sadar. Langit langsung bangun, mengerjapkan matanya memfokuskan cahaya agar tak nampak buram. Bulan senang, ia mengembangkan senyum manisnya kearah Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Possessive Brother👥 (On going )
Teen FictionNO PLAGIAT! (FOLLOW SEBELUM BACA!) "Ingat ya ta? kamu gak boleh pacaran selama kita ngizinin." ucap Algo abang pertama Agatha, yang masih berumur 7 tahun sambil menggerakan jari telunjuk nya ke kanan dan ke kiri. Agatha yang masih bayi baru jebrol...