Agatha melangkahkan kaki nya mendekati Algo, laki-laki itu sedang duduk bersila lesehan didepan televisi.
"Bang go."
Merasa dipanggil, Algo menoleh lalu tersenyum manis, melambai kearah Agatha untuk duduk disebelahnya.
Agatha hanya mengangguk, lalu duduk disebelah Algo. Beberapa detik kemudian Alga ikut serta ia merebahkan dirinya di samping Agatha. Gadis itu menoleh menatap heran kearah Alga.
"Kak Jes, nggak main kerumah lagi Bang Ga?"
Alga menoleh, ia memanyunkan bibirnya tampak berpikir. "Loh, kenapa dia harus kesini segala?"
Benar-benar Alga, sampai kapan ia harus bersikap tidak peka soal perhatian yang selama ini Jesika berikan padanya. Memang Jesika tipikal gadis tomboy yang tingkahnya aburadul tak tau arah. Tapi, bagi Alga, Jesika adalah sahabat terbaik yang Alga punya. Iya sahabat, sangat miris status mereka.
"Kok Bang Ga gitu?"
"Loh emang Abang harus gimana?"
"Peka!!"
Alga hanya menatap sinis kearah putri bungsu Brave. Ia tahu apa yang dimaksud Agatha, Alga tak sebodoh yang Agatha kira. Ia juga tahu isi hati Jesika. Tapi terlalu bodoh dalam mengambil langkah untuk berpacaran.
Agatha menghela napas. Biarkan saja urusan asmara yang berbelit Alga dan Jesika, lebih baik Agatha memikirkan masalah pribadi nya yang tadi ditolak secara terang-terangan di depan matanya termasuk di depan semua orang.
Algo hanya diam, sesekali ngemil keripik kentang yang Bunda nya buat tadi. Agatha tak bersemangat, menyenderkan kepala kebahu Algo.
Algo menoleh, lalu mengernyit heran." Kenapa?"
Agatha menghela napas panjang. Ia sangat tak bersemangat sekarang, hatinya benar-benar remuk gara-gara Bintang Angkasa. "Agatha tadi di tolak sama..." Mampus Agatha keceplosan ia membekap mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangan mungil gadis itu.
Alga dan Algo yang mendengar penuturan Agatha langsung menoleh kearah sang adik. Memandang gadis itu dengan picingan curiga, Agatha nyengir canggung membuat Duo Al semakin curiga.
"Atha langgar janji Abang ya?"
"Kapan Atha janji sama kalian?"
"Waktu bayi!"
"Astagfirullah, Abang. Mana Atha inget!"
"Adek kok jahat sih! Langgar janji Abang!"
Agatha kicep ia memutar bola matanya jengah. Menarik napas panjang, memandang kedua abangnya secara bergantian.
"Atha bener-bener nggak boleh pacaran?"
"Nggak, Atha itu milik kita. Milik Bunda dan Ayah!"
"Kok kalian egois!"
"Bukan egois, tapi kita sayang sama Atha!"
"Giliran masalah ini aja kalian kompak. Tapi soal sempak, berasa tawuran sampe barang melayang semua!"
"Lohh! Kok bahas sempak kita!"
"Ya, Abang yang mulai."
"Abang, nggak bahas sempak Agatha!"
"Kok jadi sempak Agatha sih?!"
"Atha yang mulai duluan!"
"Abang ihhh!! Malu! Atha udah gede! "
"Apanya yang malu! Kita Abang Agatha bukan orang lain."
"Auk ah, Agatha ngambek. "
"Yah, Adek. Kok gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Possessive Brother👥 (On going )
Roman pour AdolescentsNO PLAGIAT! (FOLLOW SEBELUM BACA!) "Ingat ya ta? kamu gak boleh pacaran selama kita ngizinin." ucap Algo abang pertama Agatha, yang masih berumur 7 tahun sambil menggerakan jari telunjuk nya ke kanan dan ke kiri. Agatha yang masih bayi baru jebrol...