"Gimana caranya, lo bisa jadian sama Kak Bintang?"
Diramai nya Bazar. Mereka berdua singgah ditempat kudapan yang menyediakan seblak ceker.
Agatha menoleh kearah Raja, dengan kondisi tangan yang masih memegang ceker ayam. "Bener kan kata gue? Tidak ada yang tidak mungkin. Nyatanya Kak Bintang jadi pacar gue."
"Tapi Kak Bintang, jadi pacar lo karena ada mau..."
Plakkkk
Miya menggaplok paha Raja, lalu memandang tajam kearah laki-laki itu. Membuat sang empu meringis kesakitan, mengusap pahanya karena gaplokan Miya dipahanya sangat panas.
"Panas Ya', lo seenaknya nampar paha gue."
"Mulut lo juga di jaga, jangan sampe keceplosan. Mau dibanting sama Atha?"
Agatha dengan polosnya, memandang kedua sahabatnya dengan pandangan bingung. Menaik turunkan alis nya.
"Keceplosan kenapa?" tanya Agatha penasaran.
"Nggak."
Agatha hanya mengangguk lalu mulai melahap seblak ceker nya lagi.
"Berani lo ngomong gitu, otw gue sunat titit lo." Miya menatap Raja dengan tatapan tajam. Mengetahui ancaman dari Miya, laki-laki itu hanya bergidik ngeri. Membiarkan Agatha berbuat sesukanya.
Raja sebenarnya sudah sunat sewaktu laki-laki itu duduk dibangku SMP kelas 1. Kalau harus disunat lagi, bisa habis dong burung perkutut nya.
Di sisih lain. Terlihat Bintang sedang bercengkrama dengan Egar dan anak basket lainya termasuk Elang sendiri. Melihat ada pujaan hati yang sedang mengobrol diseberang sana, niatan untuk menghampiri laki-laki itu semakin besar di otak Agatha.
Agatha berdiri, menggeser kursi dengan kasar. Membuat kursi itu bergeser cukup jauh. Miya dan Raja mendongak, menatap pergerakan gadis itu.
"Eh mau Kemana?"
"Kepo! Bayarin seblak ceker gue. Gue ada urusan."
"Tha, mana ada duit gue! Lo kan sultan, ah elah anak curut!"
"Lo berani teriak lagi, gue congkel gigi lo."
Agatha berjalan mendekati Bintang yang sedang mengobrol dengan teman-teman nya, meninggalkan Raja dan Miya.
Miya berdiri mulai mengekor di belakang Agatha. Mengacuhkan Raja yang gelagapan karena harus menanggung bayaran.
"Udah miskin, makin miskin lagi gue." Gerutu Raja.
Raja mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah. "Gue ikhlasin kalian ya disini. Babay uang," ucap Raja seraya mengecup kedua uang itu dengan pandangan sendu. "Teteh, seblaknya Raja yang bayar. Ini uang nya. "
"Oke Ja."
Mendengar balasan ucapan dari Teteh Titik, Raja mulai berlari menyusul mereka berdua.
"Kak Bintang."
Bintang menoleh, sedikit tersenyum kearah Agatha. Bagaimana pun juga Agatha sekarang sudah menyandang sebagai pacar Bintang. Laki-laki itu juga harus memperlakukan Agatha layaknya pacar juga, walaupun perasaan suka belum tumbuh dari hati Bintang.
Agatha mendekat, lalu duduk disamping Bintang, Agatha mengusir Egar agar minggir.
Bintang hanya terkekeh, menanggapi sifat kekanak-kanakan Agatha. Padahal baru tadi sah menjadi sepasang kekasih, Bintang sudah dibuat gemas sendiri dengan Agatha.
"Udah makan?" Ucap Bintang.
"Dia mah udah makan, 10 piring seblak ceker. "
Agatha mendelik kearah Raja yang baru datang. Membuat Bintang terkejud lalu tergelak lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Possessive Brother👥 (On going )
Ficção AdolescenteNO PLAGIAT! (FOLLOW SEBELUM BACA!) "Ingat ya ta? kamu gak boleh pacaran selama kita ngizinin." ucap Algo abang pertama Agatha, yang masih berumur 7 tahun sambil menggerakan jari telunjuk nya ke kanan dan ke kiri. Agatha yang masih bayi baru jebrol...