Friends and Family

2K 209 14
                                        

Disclaimer: I do not own Harry Potter or any of it's ideas, themes, characters, books, movies, images, etc.

P.S : Di cerita ini percakapannya banyak pakai Bahasa Inggris. (Just sayin')

SOAP OPERA

.

.

.

Satu bulan kemudian, Hermione memberanikan diri untuk mengirimkan surat pada Harry, Ginny, dan Ron yang memberitahu mereka tentang kehamilannya. Hanya tiga orang. Tapi bukan hanya Harry dan dua Weasley yang datang. Kenapa (hampir) seluruh Keluarga Weasley berdatangan ke rumah Keluarga Granger untuk menginterogasinya secara langsung? Di saat yang bersamaan pula.

Semua orang jelas terkejut, terutama Ron yang pada dasarnya temperamental. Hermione mengatakan ini semua salahnya dan dia akan mempertahankan anak yang sedang dikandungnya. Hermione mengatakan bahwa Draco tidak tahu dia sedang mengandung dan dia meminta semua orang yang ada di ruang keluarganya saat itu untuk tidak mengatakan perihal masalah ini pada Draco.

Pro dan kontra dengan banyak mulut yang bersuara. Hermione pusing. Semua orang akhirnya pergi setelah selama enam jam lebih menyuarakan opini masing-masing, tentu dengan tambahan drama dan nada tinggi Ron sebagai latar belakang. Oh, tidak, ternyata belum semua. Ada satu yang tertinggal. Hermione mengusap wajahnya lelah.

"Jadi..." Ginny menggantung kata-katanya.

"Apa?,"

"Kau jelas tahu maksudku,"

"Yeah, morning sickness is bad, if you asked that,"

"Don't play dumb,"

"So what?,"

"How did this happen?,"

"Science,"

"Godric, Hermione. Come on! Just say it!,"

"Fine," Hermione menghela napas, "It happened one night, when we got drunk,"

"You got drunk?," Hermione mengangguk, "At Hogwarts?," Hermione mengangguk, "With Malfoy?," Hermione mengangguk lagi, "Damn! How I didn't know that story?!,"

"Kami berdua stres. Lalu semua terjadi begitu saja,"

"Just that?,"

"Apalagi, Ginevra?,"

"Maksudku... kalian hanya melakukan 'itu' satu kali?,"

"Iya, lalu kenapa?,"

"Then... it might be super sperm,"

"I don't get your joke, Ginny"

"Hermione, let me tell you a story," nada suara Ginny menggurui, "Once, me and Harry had sex. It was our first time also. We forgot to spell the contraception charm, I forgot to drink the contraception potion, then . . . nothing happened,"

"Maybe Harry spelled the charm,"

"No, sweetheart, he didn't. Trust me, I knew,"

"There are alot of factors,"

"Yeah like he knew some technique," pipi Hermione merona, "some positions," telinga Hermione mulai memerah, "You know, like the legend said, he 'was' The Slytherin Sex God," mata Ginny menyipit nakal "or he still 'is'?,"

Hermione menggigit bagian dalam pipinya, "I cum three times, he cum. . . once,"

"One shot?! And you got knocked up!,"

"GINEVRA WEASLEY, SHUT UP!,"

***

Setelah pergi dari rumah Keluarga Granger, Ron meminta Harry untuk menemaninya menemui Draco. Awalnya Harry tidak setuju, tapi Ron berjanji dia tidak akan mengatakan masalah Hermione. Ron hanya ingin melampiaskan amarahnya sebentar dan dia berjanji tidak akan membunuh Draco (he hope so).

Setelah mempertimbangkan beberapa saat, Harry akhirnya menyetujui dan menulis surat pada Draco untuk menemuinya dan Ron dengan alibi 'membangun persahabatan'. Draco menyetujui tanpa tahu apa-apa. Dan sorenya, mereka bertemu di kantor Draco.

"Malfoy, can I punch your face?," tanya Ron pada Draco sesaat setelah mereka berhadapan. Ron sudah tidak sabar, dia tidak seperti Harry yang mengetuk pintu dan menjabat tangan Draco dengan tenang.

"Kukira kita sedang berdamai, Weasley,"

"Aku tahu. Tapi biarkan aku memukul wajahmu sebagai tanda perdamaian," setelah itu, Ron memukuli wajah Draco, sementara Draco hanya diam tanpa membalas sampai wajahnya mati rasa. Jika Harry tidak menghentikannya, mungkin Draco akan menginap di St. Mungo untuk beberapa hari.

Pukulan itu Ron tunjukkan untuk Hermione, untuk kebodohan Draco, dan untuk anak mereka. Setelah insiden itu, mereka memang terlihat layaknya kenalan satu alumni tanpa masalah satu sama lain (terlalu cepat untuk menganggap mereka berteman) sebelumya. Saling tegur sapa dan mengangguk ketika bertatap muka. Ya, Draco tidak berharap lebih. Dia tidak tahu, di belakangnya Ron akan terus mengumpat dan mengutuk setiap kali melihat wajah Draco terpampang di halaman depan berita.

Soap OperaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang