03. Untuk siapa?

1.2K 261 29
                                    

Hai! Hello! Hola! Annyeong! Nyeongan!

DON'T FORGET TO VOMMENT OKAY?

YUP!

Cus kita langsung aja!




- 🏠 -

"HAHAHAHHAHAHAH PARAH! PARAH! PARAH!"

Tawa Yeri sangat menggelegar diujung sana.

Iya, diujung sana, karena Yeri kini tengah melakukan video call dengan Lisa, teman, kocak + stupid nya.

"Lo bayangin anjir betapa malunya guee huaa!" Rengek Lisa.

"Ya lagian Lisaa, Lisaa..."

"Bisa - bisanya ya, Rumah sebelah lo yang kosong itu ternyata dihuni—"

"Ternyata Rumah itu dihuni sama Keluarga Theo. Bener ya kata orang - orang, dunia emang sempit." Kesal Lisa habis - habisan.

Sedangkan tawa girang, bahagia, bahkan puas terdengar dari sisi Yeri sekali lagi.

"Terus gimana? Lo kasih tahu dia dong kalau itu surat bukan buat dia?"

"Kalau dia sampe geer, gue ngakak banget sih."

Mendengar temannya berbicara demikian, Lisa menggedikkan bahunya lalu mengelus dagunya dan berpikir sejenak.


Flashback on.

"Ini berarti,"

"Surat punya lo?"

Lisa masih diam saja sementara Theo sudah mulai membuka surat itu kembali.

Hal itu membuat Lisa langsung menyambar surat miliknya dari tangan Theo, untungnya tangan Lisa lebih cepat dari gerakan Theo.

"Iya, iya! Itu surat punya gue, gak usah dibaca kali!" Seru Lisa.

"Telat. Udah gue baca dari kemarin." Kekeh Theo.

Mendengar itu, sontak Lisa mendecih,

"Ya terus?" Kesal cewek itu.

"Suratnya buat siapa? Buat gue?" Tanya Theo sambil mata yang tertuju pada surat itu.

"Heh ya kali?! Bukan buat lo! Jangan geer deh, nyet." Balas Lisa.

"Terus? Buat?"

Awalnya Lisa tidak mau menjawab, tapi apa daya? Lagipula Theo pasti lambat laun akan tahu.

Dan karena sebenarnya juga tanpa Lisa tahu, Theo sendiri orangnya mudah peka.

Seperti yang sudah dibilang, Theo tak bisa diremehkan!

Maka Lisa langsung menjawab,

"Tetangga sebelah lo." Jawab Lisa sesingkat mungkin.

"Hah? Siapa lagi sih?" Heran Theo membuat Lisa tersenyum miring.

"Gue tahu lo pinter, jadi cari tahu aja sendiri." Jelas Lisa.

Theo pun mendecih lalu tersenyum, "iya, gue emang pinter. Makasih lho."

Tepat setelah Theo bertanya demikian, suara motor mengusik kedua sejoli tersebut.

BRRM!

Dan motor itu berhenti didepan Rumah sebelah kanan Rumah Theo.

Cowok itu pun menatap Lisa sebentar lalu melihat orang yang mengendarai motor tadi lagi.

lօⱱҽ ƒɾօɱ ղҽíɠɦɓօɾ! [jaelisyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang