09. Yang dinamakan bahagia

1K 221 38
                                    

Hai! Kembali lagi dengan aku!

KANGEN TIDAK?? MANA SUARANYAA~

MAKAN AYO! SEHAT TERUS AYO! BAHAGIA TERUS AYO!

Aku minta kalian buat vomment terus boleh ga... APALAGI KOMEN, SERIUSAN DEH KOMENTAR KALIAN TUH BISA NYENENGIN PENULIS BANGETT

Tapi bikin risih ga sih kalau aku bales komenan kalian? Takut kalian risihh :((

Semangat terus yaa untuk jalani harinya~

Enjoy!





- 🏠 -

"HAH?! BENERAN?!" Seru Lisa yang sudah berdiri diatas Kasur empuk miliknya.

"Gue jadi bingung lo beneran sakit apa enggak..."

Ujar Wenda diseberang sana yang kebingungan setelah mendengar teriakan lantang Lisa.

Tentu cewek itu khawatir pada Lisa, hingga pada akhirnya Wenda pun menelpon Lisa beberapa menit yang lalu.

Wenda juga sekalian menceritakan apa saja yang telah terjadi pada saat dia dan yang lain masuk Sekolah tadi.

Lisa mendecak mendengar ucapan Wenda, "eh bener nggak inii?? Gue sampe berdiri diatas kasur nih," tuturnya.

"Lo ngapain sampe berdiri diatas kasur?!"

"KESENENGAN LAH, APALAGII!"

Wenda terkekeh sebentar sebelum menjawab,

"Beneran. Jefri sama Theo keren banget pas ngomong gitu. Damage nya bertambah, Lisaa!"

"AAAA GILA! GUE SENENG BANGET!"

"Jangan lupa bilang makasih ke mereka lho. Teriak aja dari Balkon lo, gue jamin mereka denger."

"Heh udah malem juga, nanti tetangga yang lain ngamuk. Yang ada gue sekeluarga disuruh pindah Rumah kali." Kesal Lisa.

Wenda pun tertawa sebentar sebelum melanjutkan perkataannya,

"Oh iya Lisa,"

"Iya apa?! Ada lagi cerita Jefri?!" Seru Lisa kembali senang.

"Bukaan, yang ini beda urusan."

"Yahh kirain tentang Jefri lagi, padahal mau otw loncat - loncat di kasur kalau iya."

"Astaga, Lisa! Turun lo dari kasur, lagi sakit - sakitan tetep aja nggak waras."

Lisa terkekeh geli, "kenapa, Wen? Mau ngomongin apa?"

"Ada tugas dari Bu Sandara, jangan lupa kerjain."

"Aduhh badan gue tiba - tiba lemes lagi.." lesu Lisa seketika.

Lisa pun langsung merebahkan badannya kembali di kasurnya. Benar - benar merentangkan badannya, membuat seisi kasur penuh hanya karena dirinya.

Tenang, Lisa sudah menekan tombol speaker kok agar suara Wenda bisa terdengar.

Namun, seolah Wenda tak mendengarkan keluh kesah Lisa, dia pun lanjut berbicara,

lօⱱҽ ƒɾօɱ ղҽíɠɦɓօɾ! [jaelisyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang