Hai! Kembali lagi dengan aku, Yola!
Semoga kalian suka sama Chapter yang ini yaa!
Tetap semangat menjalani hari ya kawan, jangan berlari dari kenyataan ye hahahah!
Jangan lupa makan ye bwang, bagi yang menjalani ibadah puasa juga selamat berbukaa!
LOVEEEE LOVE ♥️
DON'T FORGET TO VOMMENT OKAY?!
ENJOY!
- 🏠 -
"Lis, kayaknya Jefri udah ada benih - benih cinta deh." Ujar Ten,
Setelah cowok itu memberi buku tulis bahasa indonesia nya pada guru yang mengajar di Kelas mereka saat ini.
Iya. Theo memang sudah diberikan tempat duduk yang berbeda, agak jauh dari Lisa.
Maka kini, bangku disebelah Lisa sudah menjadi tempat Ten lagi. Mengingat kemarin Ten sempat izin tidak masuk Sekolah.
"Hah? Ngaco aja, lagian tahu darimana lo?" Heran Lisa lalu berusaha mencuri pandang pada Jefri yang duduk dibarisan ke-3.
"Biasa aja tuh dia." Lanjut cewek itu.
"Ya pedean dikit juga gapapa kali." Kekeh Ten,
"Geer yang ada." Cibir Lisa.
"Lo gak ngelihat tatapan Jefri tadi pas masuk Kelas apa? Mana dia pake dobrak pintu segala," Heran Ten.
Namun, Lisa malah mengangkat salah satu alisnya, "hah? Emang kenapa?"
Ten mendecak, "gak. Gak jadi."
"Dih.." ujar Lisa melesu.
"Ya lo gak pekanya udah keterlaluan anjrit." Gemas Ten seketika.
"Gini deh, nanti mau gue coba tanya Jefri gak tentang ini?" Ledek Ten membuat Lisa membulatkan mata,
"Heh! Mau mati lo, Ten?!" Seru Lisa sambil mulai mencekek leher Ten.
"Akh huekk! Gak! Gak mao!" Seru Ten saat itu juga membuat Lisa langsung melepas cekekannya.
"Gue udah lama suka sama dia, lo jangan buat dia makin ilfil gitu dong ah! Jangan nanya yang aneh - aneh dehh," Kesal Lisa.
"Ya, kan, gue yang nanyaa bukan lo, Lis. Dia gak bakalan ilfil, tenang deh." Kekeh Ten yang tentu masih meledek.
Lisa mendecak, "serah lo. Awas kalau dia makin gak suka, gue tebas anu lo!"
"Buset." Gumam Ten sembari melihat kebagian bawahnya.
Lindungi aset Ten dari Lisa!
KRIING!
Bel syurgawi yang menyenangkan hati. Beruntungnya para murid - murid karena akhirnya mereka terselamatkan dari kuis mendadak.
"Yasudah, kalian boleh istirahat. Jangan lupa sama kuis bahasa minggu depan ya, dipelajari!" Jelas Guru bahasa Indonesia mereka—Pak Leetuk.
"Baik, Pakk..." balas murid - murid disana sebelum akhirnya banyak yang berlari keluar dari Kelas.
Hingga seseorang menepuk pundak Lisa, membuat si empunya sendiri menoleh.
Disana, terdapat Theo yang berdiri tegak dan melihatnya dengan senyuman penuh arti.
"Kenapa lo?" Heran Lisa,
"Lo lupa?" Tanya Theo balik.
Hal itu mampu membuat Lisa langsung menepuk jidatnya seketika, "oh traktiran ya?! Iya, iya inget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
lօⱱҽ ƒɾօɱ ղҽíɠɦɓօɾ! [jaelisyong]
FanfictionLisa, Jefri, dan Theo. Hubungan mereka ini bukan hanya sebatas tetangga, namun ternyata bisa lebih serius dari itu. Pasalnya gini, Lisa suka Jefri, tapi Jefri cuek, dingin padanya. Itu sudah cukup rumit. Dan seolah Semesta belum puas dengan itu. Mak...