19. Miliki atau Biarkan Pergi

1.5K 111 4
                                    


Happy☠Reading

-

Raka menjalankan motornya kembali kerumah. Baru saja cowok itu menelpon Tristan untuk menanyakan keberadaan Ayah Tristan. Namun Tristan mengatkan bahwa Ayahnya akan ada dirumah saat jam sembilan malam nanti. Dan beliau mempersilahkan Raka serta inti ramos menemuinya jam sembilan malam.

Semua bukti sudah di kantongi oleh Raka. Mulai dari foto Shiren dan kedua orang tuanya, surat wasiat nenek Shiren, rekam medis milik Shiren serta surat keterangan dari dr. Atma.

Raka benar-benar siap untuk bertarung di meja hijau memecahkan teka-teki hidup gadisnya agar menemukan kembali keluarganya.

Setelah memarkirkan motornya, Raka masuk kedalam rumah mencari keberadaan Shiren, ternyata gadis itu sedang di dapur bersama bunda untuk menyiapkan makan malam. Tampaknya Shiren sudah membersihkan diri lebih dulu, terbukti dari pakaian Sila yang terbalut indah di tubuhnya.

Raka tak lantas menyapa gadis itu. Ia kembali melangkah ke lantai atas untuk mandi.

Jika kalian membayangkan bahwa rumah Raka seperti mansion besar dengan tembok berlapis emas, maka kalian salah.

Rumah ini adalah rumah dengan luas tanah 600 meter yang Raka beli dengan hasil keringatnya sendiri.

Raka bukanlah anak pejabat apalagi konglomerat. Raka hanyalah seorang anak supir pribadi milik keluarga ternama di ibukota, keluarga Mahendra. Saat Raka duduk di bangku kelas dua SMP, ayahnya di pecat dari pekerjaannya karena suatu masalah yang tidak dapat diterima akal sehatnya.

Rumah yang mereka tempati saat itu adalah kediaman khusus supir pribadi keluarga Mahendra. Saat ayahnya dipecat tanpa pesangon, saat itu juga mereka di usir secara tidak manusiawi dari rumah tersebut.

Enggan menjadi gelandangan, Fajar-Ayah Raka- mengontrak rumah yang besarnya hanya sepetak, terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi dan dapur kecil dirumah itu.

Kehidupan dijakarta tidak cukup jika hanya mengandalkan tabungan Fajar—Ayah Raka. Dengan segala kemampuan yang mereka bisa, Fajar kembali mencari pekerjaan sebagai ojek online, sedangkan Hilya—Bunda Raka, membuat kue untuk dititipkan di beberapa toko dan di bawa Sila untuk di dagangkan di tempatnya kuliah.

Sebagai anak Lelaki satu-satunya. Raka juga merasa bertanggung jawab atas keadaan keluarganya. Dengan seragamnya yang masih putih biru, lelaki itu berusaha mencari pekerjaan tanpa memutus sekolahnya. Untung saja, waktu itu biaya sekolah Raka ditanggung beasiswa.

Dengan seragam SMPnya, setiap pulang sekolah Raka selalu bekerja sebagai montir di bengkel sampai jam delapan malam, dan setelah itu Raka kembali bekerja sebagai steward di salah satu restoran hingga pukul dua malam. Begitu rutinitas Raka setiap harinya.

Penghasilan yang ia dapat memang tidak seberapa, namun dengan tekad yang besar lelaki itu menabung semuanya tanpa membelanjakan sedikitpun untuk dirinya sendiri.

Disamping itu, saat menginjak kelas 3 SMP, Raka mulai mengikuti balap motor dengan hadiah uang yang bernominal tinggi. Sebenarnya Raka tidak diperbolehkan ikut balapan karena belum memiliki SIM, namun beberapa senior membiarkan Raka untuk ikut karena mereka mengetahui kelihaian lelaki itu di arena balap.

Hasil tidak pernah mengkhianati usaha, begitulah kata pepatah yang terjadi didalam hidup Raka. Lelaki itu memenangkan balapan dan mendapatkan hadiah uang tunai senilai tiga puluh ribu dollar Amerika. Sejak saat itu Raka selalu menjadi pemain andalan para seniornya.

RAKA - The Ruler Of Ramos ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang