-
"Hai tayo, hai tayo. Dia bus kecil ramah. Melaju melambat, Tayo selalu senang," tanpa malu Dicky bernyayi di depan kelas saat banyak cewek yang lewat, "apa aku harus jadi Tayo biar selalu senang?"
Bagas mendongak dari ponselnya menatap Dicky malas, "Dick, lu punya masalah idup apasih?"
"Banyak, Gas," Dicky berusaha memelas, "jangankan elu, kipas angin aja kalau gue ceritain masalah gue, cuma bisa geleng-geleng doang."
Jovan melepas sepatunya lalu melempar ke Dicky, "emang kipas angin cuma bisa geleng-geleng. Bego!"
Dicky mengaduh lalu membersihkan seragamnya yang terkena sepatu Jovan dan melemparkan sepatu itu lagi kepada sang empunya, "gue lihat kipas angin di rumah Bagas bisa ngangguk-ngangguk."
"Ini sengaja minta dikatain nggak sih?" Ucap Tristan masih berusaha bersabar.
"Semua manusia lahir sepaket sama otak. Cuma Dicky doang yang otaknya kena damage." Ujar Gerlad membuat semua tertawa termasuk Dicky.
"Haai Tiraaa," gadis berkacamata tebal yang sedang jalan di depan mereka itu pun berhenti menatap Dicky dengan senyum sungkan, "kamu suka Rasa apa?"
Tira mengerutkan keningnya, "vanila." Ucap Tira sekenanya.
"Kalau aku suka Tiramissyou."
Tira tersipu malu, membenarkan letak kacamata tebalnya lalu kembali berjalan. Tidak berselang lama, Jean lewat di antara mereka dengan telinga yang di sumpal earphone dan muka datar khas milik Jean.
"Hallo kakak Jean," ujar Dicky yang tak digubris oleh gadis itu.
Dicky berdiri sambil menghalangi jalan Jean, "HALLO KAKAK JEAN!!"
Jean menatap Dicky malas dan melepas earphone nya, gadis itu melipat dua tangannya di depan dada.
Gerald yang menatap hal itu hanya tersenyum.
"Kakak Jean tau gak kalau sekarang warnanya pelagi itu berubah."
Jean masih diam dengan muka datarnya.
Dicky menipiskan bibir, "jawab Apa gitu kek. Lempeng amat lo kayak jalan tol."
"Apa?" Ucap Jean se kenanya.
"Mejiku hi by need u." Kata Dicky dramatis.
Semua terkekeh termasuk Raka yang tersenyum tipis.
"Ga jelas lo!" Lata Jean ketus.
Gerald berdiri di belakang gadis itu lalu meniup belakang leher Jean membuat anak rambut yang terjatuh dari kucir kuda ikut beterbangan.
Jean yang merasakan hembusan itu spontan menutup matanya dengan bulu kuduknya yang meremang.
"Ga jelas kata lo?" Gerald beralih ke depan Jean, "emang cinta butuh penjelasan?"
Wajah Jean berubah se merah tomat namun ekspresi gadis itu tetap datar, dengan satu tangan ia menyingkirkan Gerlad dan Dicky lalu meneruskan jalannya kembali.
Gerald menatap Kepergian Jean dengan pandangan..... cinta?
"Rald, duduk Rald! Ada Bara!"
Dari kejauhan mereka melihat Bara yang berjalan ke arahnya. Tidak ada jalan lain selain melewati gerombolan anak Ramos itu. Sasaran empuk untuk dikerjain siang ini!
Dari ujung sana Bara menampilkan smirk nya. Mereka bisa merasakan bahwa si bad boy dengan topeng manis nya itu memiliki tujuan kesini. Kalau kata Bagas sih, si Bara itu serigala berbulu tikus.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA - The Ruler Of Ramos ✓
Novela Juvenil[TeenFiction - Romance - Comedy - Badboy] [DILARANG KERAS MENIRU ADEGAN APAPUN YANG TERDAPAT PADA CERITA INI] Selamat datang di cerita cinta segitiga seorang ketua gengster ternama ibukota, RAKA SAYUDHA. --------------- Raka Sayudha, seorang ketua...