Namanya Lalisa Park, dan ada tiga hal yang dia ingat.
Pertama, Lisa adalah mahasiswa jurusan literatur yang tengah menyelesaikan tesisnya di Seoul. Kedua, ayah serta ibunya sudah meninggal dan dia hidup seorang diri bersama kakak menyebalkannya yang bernama Chanyeol Park. Dan ketiga, dia baru saja mati tertabrak bus pagi ini.
Ya, kalian tidak salah membaca.
Lalisa Park telah dinyatakan meninggal pukul 08.35 KST di persimpangan dekat universitasnya hari ini.
Saat itu Lisa nyaris terlambat, dan kebetulan lampu lalu lintas di persimpangan menyala merah. Tanpa Lisa sadari, sebuah bus dengan kecepatan kilat juga tengah melaju ke arahnya dengan ugal-ugalan. Sopirnya masih setengah mengantuk dan mabuk.
Semuanya sudah terlambat ketika orang-orang di sekelilingnya mulai menjerit. Semuanya sudah terlambat saat Lisa berbalik untuk menoleh. Semuanya sudah terlambat saat bus itu menabrak dan mengakibatkan dirinya tewas seketika di tempat.
Seharusnya Lisa sudah mati.
Namun kenapa dia malah terbangun di sebuah kamar bernuansa kuno dengan sederet pelayan di sekelilingnya?
"Gongju-mama sudah sadar! Beri tahu Yang Mulia gongju-mama sudah sadar!"
Kepala Lisa mendadak terasa amat pusing. Banyak teriakan-teriakan haru dan omelan-omelan panjang dari samping ranjangnya. "Ya ampun, tolong agak pelanan sedikit. Aku baru saja mati pagi ini."
Dalam sekejap, seisi ruangan langsung senyap.
Lisa membuka matanya untuk melihat lebih jelas, memandang orang-orang berpakaian hanbok kuno itu dengan tatapan aneh. "Apa? Ini surga 'kan?"
Dayang Kim adalah yang pertama menjerit.
"Astaga! Penyakit Tuan Putri tambah parah. Cepat panggil tabib istana! Tidak, bawa Tuan Putri ke Naeuiwon!"
೫
"Gongju-mama! Tolong berhenti berlari!"
Gadis dengan balutan chima berwarna lembut itu, bukannya berhenti, malah semakin mempercepat derap langkahnya. Membuat para kasim dan dayang di sekitar paviliun semakin kesulitan menghentikan aksi kejar-kejaran mereka.
Fenomena ini sudah hampir menjadi pemandangan sehari-hari sepanjang tiga minggu terakhir di Istana Gyeongbok. Tepatnya sejak putri satu-satunya dari Kerajaan Joseon itu telah dinyatakan siuman dari koma. Sang Putri memang memiliki tubuh yang lemah. Saat wabah penyakit mematikan merebak di Joseon, ia juga ikut jatuh sakit dan nyaris meregang nyawa.
Namun sekarang dia sudah sembuh, dan kembali seperti sedia kala.
Hanya saja, tidak seratus persen sama.
Putri Lalisa yang biasanya pendiam dan penurut, jadi sangat berisik dan sulit diatur. Dia tidak pernah lagi menghadiri kelasnya dengan rajin dan tekun. Dia juga tidak lagi dekat dengan kakak-kakaknya, meski dulu mereka selengket lebah dan sari bunga. Yang paling parah, Putri Lalisa bahkan tidak mengenal ayahnya sendiri, Yang Mulia Raja!
"Berhenti mengejarku! Aku bukan Tuan Putri kalian!"
Dia seakan berasal dari dunia lain.
"Apa yang sebenarnya terjadi, ya?"
Celetukan itu membuat Jeong Jaehyun menoleh. Menatap rekan perwira sekaligus pengawal pribadi Tuan Putri mereka, Jeon Jeongguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETENER
Fanfiction(n.) A sugar substitute. This work may not provide glucose or fructose, but I hope it'll still boost you an extra bit of serotonin.