gesper / doyoung

2.4K 506 20
                                    

"Gespernya mana?"

Lisa sontak berhenti berjalan. Padahal dia baru saja mau belok ke kantin. Eh, tiba-tiba ketemu anak dewan siswa di koridor. "Hehe." Lisa tidak tahu apa yang dia cengengesin, tapi dia memaksakan sebuah senyum. "Siang, Kak Doyoung. Jam segini enaknya makan martabak gak, sih?"

"Gak." Singkat, padat, bikin pengen nonjok. Lisa memutar mata, tapi Doyoung masih menatapnya galak. "Lo pikir gue gak tau tadi pas apel lo tuker-tukeran gesper sama June?"

"Yah, ketauan." Lisa tidak terlalu ambil pusing. Kim Jennie saja yang melihat sendiri waktu June dan Lisa saling rebutan gesper cuma tertawa, lalu mengatakan kalau besok mereka jangan mengulanginya lagi. Ini Kim Doyoung ngapa dah sewot banget. "Marahnya besok aja, ya, Kak. Gue belom sarapan."

Ada sedikit raut kesal di wajah Doyoung. Dia menarik tangan Lisa. "Sini." Gitu, lalu diseret sampai dilihat seluruh siswa di koridor. "Lo kemarin balik jam berapa?"

"Eh," Lisa mengerjapkan mata. Masih memproses kejadian ketika Doyoung menggenggam tangannya. "Rumah Mina jauh, sih. Jam tujuh kayaknya."

"Sembilan lewat tiga."

"Ha?"

"Lo pulang jam sembilan lewat tiga puluh."

Lisa cengo. Terkadang suka lupa jika Doyoung itu tetangga sebelah rumah sekaligus teman masa kecilnya. Kalau begitu, berarti Doyoung juga tahu lampu di kamarnya masih menyala sampai jam satu pagi. Lisa meringis, "Tugas-tugasnya belum kelar, Kak. Mepet banget, harus presentasi juga hari ini."

Doyoung menghela napas, membuka pintu UKS. Lisa baru tersadar ketika Doyoung menarik salah satu tirai. Lisa mengerang dan berusaha melepaskan dirinya. Doyoung mendelik. "Mau apa lo? Kabur? Mau gue laporin Bunda?"

Lisa balas melotot. "Apa sih? Lagian gue tuh laper, bukan ngantuk."

"Iya, nanti gue pesenin di kantin. Sekarang lo tidur." Doyoung menyibakkan selimut. "Akhir-akhir ini lo kelihatan capek banget, tau gak? Gue sampe yakin tadi lo mau pingsan."

Kalau tadi Lisa pengen marah, sekarang dia malah jadi bawang banget. Lisa bakal nangis seandainya bukan Doyoung yang berada di hadapannya saat ini. Dua minggu terakhir memang berat banget. Akhir pekan nanti ada pameran tahunan sekolah. Acara itu termasuk event yang besar dan sebagai panitia, Lisa jadi bolak-balik mempersiapkan segala hal. Belum lagi dia banyak praktek, kerja kelompok, dan juga ulangan-ulangan harian.

Pusing. Capek.

"Udah, sekarang mau nurut 'kan?" Tatapan Doyoung melembut. Lisa mengangguk, naik ke atas bed UKS. "Tadi mau apa? Martabak? Geprek? Kalo nanti masih ngantuk banget, bakal gue bilangin ke wali kelas lo. Sekarang tidur dulu."

Lisa kali ini benar-benar nangis. Dia membenamkan kepala di bantal sedangkan Doyoung hanya tertawa melihatnya.

"Jajanin gue taichan."

"Iya."

"Sama chatime."

"Iyaaa."

Begitu, Lisa kemudian terjatuh pulas dalam tidurnya.

•••

(・̑・̑)

SWEETENERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang