"Sé," panggil Lisa, nadanya memelas. "Ayo, dong, diterima. Masa gue bolak-balik dari sini ke kelasnya Kak Seungcheol cuma buat ditolak terus. Ini martabaknya enak, lho."
Rosé memutar mata, menatap tak berselera pada bungkusan makanan di tangan sahabatnya itu. "Gue 'kan emang gak suka cokelat keju, Lis. Nyium baunya aja udah bikin pengen muntah."
Lisa langsung menepuk dahi. Baru mengingatnya. "Duh, iya. Gue lupa bilang ke Kak Seungcheol lo gak suka yang manis-manis."
Eunha ikut bergabung dalam percakapan, tertarik. "Cokelat keju bukannya kesukaan lo, Lis?"
"Iya," jawab Lisa, setengah pasrah, setengah kesal. "Ini bisa-bisa semua makanan dari Kak Seungcheol gue abisin mulu. Ck!"
Dulu, saat awal-awal MOS, Lisa itu paling sering mendapat poin merah. Yang jadi kakak pembinanya adalah Choi Seungcheol. Jadi secara tidak langsung, mereka menjadi dekat dan saling curhat. Lisa juga dulu sering pingsan, karena kebetulan Seungcheol juga anak PMR, ia juga yang tugasnya bolak-balik menggendong Lisa ke UKS.
"Lah iya. Kemarin puding, roti bakar, sandwich cokelat," Eunha terus menghitung sampai ia menekuk sepuluh jarinya. Banyak amat. Eunha menoleh pada Rosé. "Itu semuanya gak ada yang lo terima, Sé?"
Rosé menggeleng. "Ya gimana? Dari pada gue muntahin di sini."
"Heh!" Lisa merengut. Beberapa minggu yang lalu, Seungcheol tiba-tiba bilang dia naksir salah satu temannya, Park Roseanne. Anak padus yang terkenal di sekolahnya. Lisa cuma mengangguk-angguk saat Seungcheol tiba-tiba menyodorkan seplastik penuh roti dari kantin. Katanya buat Roseanne. "Aduh, anjir. Gue ngerasa bersalah banget. Masa semuanya gue yang makan?"
Rosé hanya dapat tersenyum, menepuk-nepuk pundak Lisa. "Gak apa-apa lah. Makanan gratis."
•••
Choi Seungcheol melemparkan senyuman geli saat melihat Lisa sudah mencak-mencak di dekat motornya. "Widih, sekarang ditungguin?"
"Kak!" Lisa berdecak. "Rosé, tuh, gak suka yang manis-manis. Sori gue lupa bilang dari kemarin-kemarin. Nih ya, catet: cokelat gak bisa, vanila gak bisa, selai strawberry sama blueberry juga gak bisa. Kalau keju doang mungkin boleh dicoba."
Seungcheol hanya mengangguk-angguk, menyerahkan helm pada Lisa.
"Lo denger gak, sih?" nada Lisa mulai meninggi, emosi. "Rosé aja kemarin ditembak Jaehyun cokelatnya langsung dibuang. Kalau gini terus, usaha lo gak akan berhasil tau!"
Mendadak, Seungcheol mengangkat tangan Lisa ke atas, membuat gadis itu gelagapan. "Apaan, sih?!"
"Berhasil, tuh," kata Seungcheol santai.
"Apanya?!"
"Lo udah gak telat makan lagi, 'kan?"
Lisa terdiam.
Karena gadis itu terus membatu selama bermenit-menit kemudian, Seungcheol menghela napas dan menarik helm dari tangan Lisa. Memakaikannya ke kepala adik kelasnya itu. "Dah. Mikirnya nanti aja pas di rumah. Digorok nyokap lo ntar gue kalo anaknya pulang telat."
•••
⠀⠀
HEHEHE mari awali hari kamis dengan yang manis-manis <3
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETENER
Fiksi Penggemar(n.) A sugar substitute. This work may not provide glucose or fructose, but I hope it'll still boost you an extra bit of serotonin.