47 || HAPPY BIRTHDAY!

3.4K 242 48
                                    

" Nu? "

" Ck. Apa? "

" Kamu gak ninggalin aku kan? " tanya Nadin lagi. Semenjak bangun setelah tertidur di dalam gendongan Ibnu dengan mata tertutup, tentu saja membuat Nadin panik.

Ketika hendak melapas penutup mata itu, tangannya ditahan oleh Ibnu.

" Ini aku pegangin kamu, Nadin! " jawab Ibnu dengan jengah.

Nadin memberikan pertanyaan yang sama sedari tadi.

" Kamu gak maksud mau buang aku kejurang-kan, Nu? " suara Nadin bergetar, meraba-raba kesebelah kiri, tepat dimana Ibnu memeganginya.

" Nu, aku minta maaf kalau- "

" Ck. Apaan sih, Din! " Ibnu berdecak kesal, ketika mendengar suara bergetak bercampur isakan yang lolos dari bibir Nadin.

Ia kembali menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

" Udah? " tanya Ibnu, setelah tidak lagi mendengar isakan Nadin.

Entah kenapa Nadin hobi sekali menangis sekarang. Semenjak tinggal dengannya, ia jadi melihat Nadin dalam versi yang lain.

Nadin yang cengeng.

Dulu bahkan Ibnu berprasangka bahwasannya gadis itu tidak bisa menangis.

Nadin tidak pernah mengeluarkan air mata walau dibentak sekaligus, direndam di dalam kolam semalaman, dicaci maki senior, tapi bisa-bisanya sekarang ketika matanya hanya ditutup dengan kain saja ia menangis!

Betul kata orang, fase kehidupan setelah menikah dan sebelum menikah itu berbeda.

Saat sudah menikah yang dihadapi tidak akan sama lagi, tidak hanya Nadin yang cerewet, pembangkang, terlalu percaya diri. Tapi ia juga harus menghadapi Nadin yang suka menangis.

" Jalan lagi. " ujar Ibnu, seraya menjulurkan tangannya hingga bahu kanan Nadin.

" Kita mau kemana? " tanya Nadin lagi seraya menghadap ke arah kirinya, tepat dimana Ibnu berada. Walaupun yang ia lihat hanya gelap saja.

" Nanti kamu tau sendiri " ujar Ibnu, lalu terus membawa Nadin melangkah.

Nadin terus saja memegang baju Ibnu dibagian perut, kalau-kalau Ibnu benar-benar mau melemparnya ke jurang. Ibnu akan Nadin tarik sekalian!

" Udah sampai " bisik Ibnu tepat ditelinga sebelah kiri Nadin.

" Kita hitung mundur bareng-bareng ya. " ujar Ibnu lagi, seraya mulai melonggarkan ikatan kain penutup mata Nadin.

" 3 " suara Ibnu mulai membuat hitungan.

Sementara Nadin tengah menerka-nerka, apa yang akan lelaki itu lakukan selanjutnya. 

" 2 " jantung Nadin makin berdetak dua kali lebih cepat ketika Ibnu terus melakukan hitung mu duru sendirian.

" 1 "

Selanjutnya, Ibnu langsung membuka kain penutup mata Nadin.

Butuh berkali-kali kedipan mata agar penglihatan Nadin kembali pokus.

" Selamat ulang tahun, Istriku! " seru Ibnu dengan senyumannya yang masih dapat Nadin lihat dari remang-remang rembulan di atas mereka, serta senter yang ada dipegangan Ibnu.

Nadin benar-benar tidak bisa lagi menahan air mata dan rasa harunya.

Ia bahkan langsung menubrukan diri ke dalam pelukan Ibnu.

" Ck. Jangan nangis lagi! " ujar Ibnu seraya menarik Nadin dari pelukannya.

Ia memegang kedua bahu Nadin tepat di hadapannya.

Lalu menghapus air mata Nadin dengan kedua Ibu jarinya.

Berakhir dengan Ibnu yang mencium kedua kelopak mata Nadin.

" Tadi dikasarin malah gak nangis sedikitpun. "

" Dimanisin sedikit, nangis. " cibir Ibnu.

Nadin terkekeh pelan, masih dalam isakannya.

" Makasi. " Nadin menengadahkan kepalanya, agar bisa menatap ke arah manik mata hitam gelap itu.

" Anything for you "

Ibnu beranjak dari hadapan Nadin, berjalan menuju tempat dinner lesehan ala-ala yang telah ia siapkan.

" Tiup lilin dulu " perintah Ibnu, ketika ia kembali membawa sebuah kue ditangannya, dengan lilin berangka 18 tahun.

18 tahun, kalau diingat-ingat, umur itu baru seumur jagung. Baru sebentar menapaki bumi. Tapi siapa yang tahu, kisah hidup Nadin bahkan lebih jauh dari umurnya sendiri.

✨✨✨

HAYOOO, SIAPA YANG KALO DIMANISIN SUKA NANGIS?  😭😭

EYY, YOO! COBA ITUNG BERAPA LAMA KALIAN AKU GANTUNG 😭😭

AKU BERUSAHA UNTUK TIDAK HIATUS KOK. IYA, BERUSAHA 😭😭

Aku tau, part kali ini pendek banget, bisa dikatakan. Ini part terpendek sepanjang masa per-wattpad-anku. Tapi, mohon diterima aja dulu ya 😂😂.

See you, next part guys!
Love ya!

Padang, 28 Februari 2021.
With love,
Kin.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang