SELEBGRAM | 14

1.2K 234 17
                                    

Devan duduk sendirian di ruang tamu dengan perasaan dongkolnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan duduk sendirian di ruang tamu dengan perasaan dongkolnya. Terhitung sudah 2 jam dia disana tanpa pergi ke manapun. Untung dirumah tidak ada siapa-siapa, mereka sedang mengunjungi neneknya yang tengah sakit jadi Devan tak perlu bersusah payah menanggapi pertanyaan anggota keluarganya. Apalagi Devan punya dua adik kang bacot semua.

Devan bukannya tidak diajak, tapi dia tidak mau ikut. Bukannya Devan tidak mau melihat neneknya, tapi mau bagaimana lagi? Dia dipenjara oleh tugas disini.

Sejujurnya, Devan tidak tahu kenapa dia mendadak dongkol seperti ini. Rasanya begitu kesal setelah keluar dari cafe dan melihat Jea tengah asik bersama pria lain, gadis itu tak seasik itu saat bersamanya. Padahal sebelumnya dia merasa senang karena akhirnya bisa bertemu lagi dengan Sejia, sosok gadis yang sudah ia nobatkan sebagai penghuni hatinya.

Tapi entah kenapa rasa kesalnya lebih kuat daripada rasa senangnya. Dia merasa begitu kesal sampai melupakan rasa senangnya.

Sekali lagi kalau kalian bertanya bagaimana perasaan Devan pada Jea, ia tetap akan menjawab kalau dia tidak memiliki perasaan apapun pada gadis itu. Benar-benar tidak menaruh rasa suka padanya. Tapi dia tidak tahu kenapa rasanya begitu kesal ketika Jea berbincang dengan pria yang merupakan mantan pacarnya.

Mantan, itu artinya mereka pernah bersama. Pernah melewati hari-hari menyenangkan bersama, saling mengetahui satu sama lain, pernah saling memiliki rasa yang sama, sebelum pada akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah.

Iya, Devan tahu kalau pria bernama Hasbi itu hanya mantan Jea. Hasbi hanya masa lalu Jea, sedangkan Devan bisa jadi masa depan Jea. Tapi mereka masih bisa balikan kapan saja. Apalagi Jea bilang kalau dia menyesal telah berpisah dari si Hasbi Hasbi itu.

Tampan katanya? Memang setampan apa dia kalau dibandingkan dengan Devan? Paling tidak ada apa-apanya.

Tapi ada sedikit hal yang mungkin bisa membuat Hasbi merebut Jea darinya. Pria itu memakai jas ala kantoran yang menandakan kalau dia laki-laki mapan, sedangkan Devan hanya seorang mahasiswa fotografi yang hobi memotret dengan setelan kemeja dan kaos hitam setiap harinya. Apalagi kalau dilihat-lihat, Jea orangnya ngebet pengen nikah. Terlihat kalau dia memanggil Devan dengan sebutan suami, alih-alih menyebutnya pacar.

Eh? Tunggu sebentar! Tadi Devan bilang apa? Hasbi merebut Jea darinya? Merebut Jea? Darinya? Memang sejak kapan Jea jadi miliknya? Terus kenapa pula Devan memikirkan hal yang tidak penting sampai menetap di ruang tamu selama dua jam?

Dasar bodoh, dia membuang waktunya selama dua jam hanya untuk memikirkan gadis bernama Jea yang setiap hari menempelinya. Padahal dia bisa mengetik banyak dalam waktu dua jam itu, bisa jadi tugasnya sudah selesai sekarang.

Devan melangkahkan kakinya kearah kamarnya sambil melirik jam di dinding sebelum naik melewati tangga.

Jam 10 malam, Jea belum tidur 'kan?

SELEBGRAM✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang