SELEBGRAM | 16

1.5K 227 44
                                    

"Selamat pagi, ibu-ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, ibu-ibu."

Wanita paruh baya yang tetap anggun dan cantik itu datang dan menyapa beberapa ibu-ibu komplek yang sedang berbelanja di abang sayur.

"Eh, jeng Hana? Udah pulang, jeng? Gimana keadaan ibu nya?"

"Sudah lebih baik dari sebelumnya, jeng." jawab perempuan bernama Hana itu. Beliau adalah ibu dari Devan dan kedua adiknya. Mereka memanggilnya bunda Hana, begitu pula dengan teman-teman mereka.

"Eh jeng, kok ga bilang sih kalo Devan udah punya pacar?"

Hana mengernyit heran, memang sejak kapan anak sulungnya punya pacar? Yang dia tahu selama ini Devan tak pernah berpacaran. Jangankan pacaran, dekat dengan perempuan selain dirinya atau si bungsu saja tidak pernah.

"Masa sih, jeng? Saya gatau loh." Hana nampak bingung.

"Bener loh, jeng. Hari Minggu kemarin, pacarnya kesini. Pak satpam lihat dia berdiri di depan rumah, pas ditanya ternyata mau nyariin Devan." kata ibu-ibu yang membawa seikat bayam.

"Kata pak satpam, cewenya cantik banget loh, jeng." timpal ibu-ibu yang satunya.

"Devan kok ga bilang ke saya sih, jeng? Atau mungkin cuma temen kampusnya?"

"Cewenya ga ngelak waktu pak satpam nanya dia pacarnya Devan. Suruh ajak kerumah aja, jeng!"

Hana nampak tertarik dengan usulan salah satu rekan gibahnya, "Iya deh, nanti saya bilang ke Devan."

Sudah terhitung tiga hari semenjak Jea mengunjungi rumah Devan dan berakhir Devan kalut sampai membentaknya tanpa sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah terhitung tiga hari semenjak Jea mengunjungi rumah Devan dan berakhir Devan kalut sampai membentaknya tanpa sadar. Selama tiga hari itu pula Jea tidak lagi berkeliaran di fakultas seni ataupun bertemu Devan di cafetaria. Yang Devan tahu dari Kun, gadis itu pergi ke Bandung selama beberapa hari. Mungkin karena ingin menghindari Devan.

Menyesal? Iya. Jujur Devan sangat menyesal sudah membentak Jea dan mengatakan hal yang mungkin menyakiti hati gadis itu. Hari itu entah kenapa rasanya Devan begitu stres. Semalaman dia memikirkan Jea dengan sang mantan, paginya gadis itu datang dan terus membahas hal yang tidak masuk akal. Dan bodohnya, Devan punya kesabaran setipis tisue.

SELEBGRAM✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang