SELEBGRAM | 15

1.4K 226 21
                                    

Weekend, hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh Jea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Weekend, hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh Jea.

Menurut penuturan Theo semalam, Devan sedang ada dirumah sendirian. Jadi Jea berniat pergi kesana untuk menyiapkan sarapan ––hasil masakan Theo–– sekalian simulasi menjadi istri yang baik.

Jea bukannya mencari kesempatan dalam kesempitan supaya bisa berduaan dengan Devan, tapi dia belum siap untuk bertemu keluarga Devan––calon keluarga baru, ahaaay.

"Lo beneran gamau gue anter?" tanya Theo yang tengah mengupas buah apel sambil melihat Jea yang sibuk menaruh beberapa makanan ke dalam rantang lalu menyusunnya.

"Ga deh, lo belum mandi." tolak Jea dengan wajah tengilnya yang dibalas tatapan kesal oleh Theo.

Seenaknya saja, padahal Theo sudah mandi ––kemarin.

"Bye, bang!" teriak Jea setelah mencium pipi kanan Theo.

"Hwati hwati. Pwulwang bwibwirnya mwaswih swucwi." teriak Theo dengan mulut yang penuh apel. Untung tidak tersedak.

Jea segera melihat ponselnya, mengecek apakah abang grab yang dia pesan sudah dekat atau belum. Alasan Jea tidak mau diantar Theo bukan karena lelaki itu belum mandi, melainkan karena takut pria itu akan menetap di rumah Devan dan tidak membiarkan Jea berduaan dengan Devan. Jea juga sengaja tidak naik mobil sendiri biar nanti pulangnya diantar Devan. Ihirrr.

Jea menaiki grab mobil yang ia pesan dan mobil itu langsung melaju setelah Jea menyebutkan tujuannya. Jea mana mau naik grab motor, khawatir kalau rambut cetar yang ia catok selama satu jam menjadi rusak dan lepek karena helm dan angin.

Jea menatap rumah yang besarnya kurang lebih hampir sama dengan besar rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jea menatap rumah yang besarnya kurang lebih hampir sama dengan besar rumahnya. Menurut alamat yang diberitahukan oleh Theo, rumah ini benar milik Devan. Tapi kenapa terasa sepi ya?

"Neng siapa?" Jea sedikit tersentak kaget ketika seseorang berseragam satpam bertanya padanya.

Jea tersenyum canggung, "Saya Jea, pak. Ini bener rumahnya Devan 'kan?"

SELEBGRAM✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang