SELEBGRAM | 19

1.6K 234 19
                                    

Ting nong ting nong ting nong ting nong ting nong ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting nong ting nong ting nong ting nong ting nong ~

Jea terlalu sibuk menetralkan rasa gugupnya sampai tidak tahu berapa kali Theo memencet bel rumah Devan. Tapi yang jelas, Jea malu.

Ini hari Minggu, dan menurut penuturan satpam komplek beberapa minggu lalu, Devan akan bangun siang ketika hari Minggu. Jadi tak heran kalau lelaki itu tidak menjemputnya sampai jam menunjukkan pukul 10. Pada akhirnya Jea meminta Theo untuk mengantarkannya dan menemaninya sebentar, lelaki itu akan pergi sekitar 15 menit lagi untuk jalan dengan calon kakak ipar Jea.

Theo terlalu menyebalkan sampai tega tidak memberitahu Jea kalau dia sudah punya pacar.

Pintu terbuka, menampilkan sosok gadis yang jauh lebih muda dari Jea berpenampilan hampir mirip dengannya.

"Kak Theo ganteng? Masuk, kak!"

Theo melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, sedangkan Jea hanya mengekori pria itu dari belakang. Walau sudah pernah kemari, tapi sekarang situasinya berbeda.

"BUNDAA, ADA KAK THEO GANTENG." gadis itu berteriak dengan suara yang mengalahkan suara teriakan Jea. Theo tidak tahu lagi akan jadi apa keluarga ini kalau nanti Jea akan menikah dengan Devan.

Wanita yang dipanggil bunda itu menampakkan dirinya. Jea tercengang memperhatikan bunda Devan. Yang Jea tahu, Devan itu punya dua adik. Tapi melihat wujud sang bunda, Jea tak percaya kalau wanita ini sudah melahirkan tiga kali.

"Eh, Theo? Ada apa kesini? Ini siapa? Pacar kamu ya?"

Jea berusaha menyembunyikan rasa gugupnya ketika wanita itu melihat kearahnya, dia berusaha untuk tersenyum dengan ramah.

"Bukan, bunda. Dia ini calon menantu bunda, calon pendamping hidup Devan di segala susah dan senang."

Theo yang bilang, tapi Jea yang malu. Pengen dia tendang tapi harus jaga image didepan camer.

Jea gatau aja kalo camernya ini 11 12 sama dia.

Hana, bunda Devan, memperhatikan Jea dari atas sampai bawah dengan tatapan takjub yang membuat Jea semakin merasa gugup. Dia takut kalau bundanya Devan akan menolaknya setelah anaknya akhirnya bisa menerima Jea.

"Jadi kamu pacarnya Devan? Emang ga cocok sih kalo kamu pacarnya Theo, cocoknya sama anak bunda. Cantik banget. Pantesan bujangnya bunda kepincut sama kamu. Nama kamu siapa?"

"Jea, tante." jawab Jea yang tidak menyangka kalau bunda Devan tidak mempermasalahkan pakaiannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SELEBGRAM✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang