SELEBGRAM | 09

1.1K 200 17
                                    

Hari ini Jea berniat untuk melakukan tantangan kedua dari dua sahabatnya tiga hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Jea berniat untuk melakukan tantangan kedua dari dua sahabatnya tiga hari yang lalu. Selama tiga hari itu pula dia harus berusaha mati-matian untuk tidak menemui Devan dan fokus membuat nasi goreng. Kalau dipikir-pikir selama tiga hari itu setiap malam dia dan Theo selalu makan nasi goreng buatannya. Mendengar respon positif dari sang kakak, Jea berpikir optimis kalau masakannya benar-benar enak.

Dia lupa kalau Theo itu sosok yang berhati lembut sedangkan Devan adalah sosok yang ceplas-ceplos.

Sekarang Jea sedang berpikir bagaimana melakukan tantangan pertamanya. Mudah kalau hanya cium sekali, tinggal bilang dia tidak sengaja. Tapi ini lima kali, kelihatan jelas kalau dia modus. Dasar teman-teman tidak ada akhlak. Jea jadi ingin membelikan akhlak untuk mereka.

Kalau ada rekomendasi toko yang jual akhlak, silahkan tulis di kolom komentar karena Jea benar-benar memerlukannya sekarang.

Tapi yang paling Jea pikirkan saat ini adalah, bagaimana kalau Devan mendiamkannya setelah dia mencium lelaki itu? Jea tidak tahu bagaimana Devan yang sebenarnya, tapi yang jelas pria itu berubah menjadi sosok super dingin saat bersamanya. Walau Jea terlihat tangguh dalam hal mengganggu Devan, tapi tak bisa terelakkan lagi kalau dia sebenarnya agak ngeri dengan pria itu.

Ganteng-ganteng galak euyy.

Mata Jea akhirnya menemukan sosok Devan yang baru keluar dari parkiran. Jea memang sengaja nebeng kakaknya dan menunggu di parkiran fakultas seni sambil menunggu pria itu–ehemm, calon suami maksudnya.

Jea berlari kecil sambil sedikit berjinjit agar sepatu boots andalannya tidak berisik saat berlari, dia berniat mengejutkan lelaki itu dari belakang. Jea berjalan tanpa suara dibelakang Devan sambil tersenyum membayangkan bagaimana reaksi pria itu saat terkejut nantinya.

Dugg!!!

Sialan, malah Jea yang kena prank. Dia terlalu asik memikirkan reaksi Devan sampai tak sadar kalau Devan tiba-tiba berhenti dan membuat keningnya menabrak punggung lebar pria itu. Jea ingin bersembunyi, tapi waktunya tidak pas karena pria itu sudah menghadap ke belakang. Lagipula di sekitarnya tidak ada tempat yang bisa ia gunakan untuk bersembunyi.

"Lo ngikutin gue?" tanya Devan yang lagi-lagi tanpa ekspresi. Jea heran kenapa pria ini selalu datar ketika berbicara padanya. Padahal kadar ketampanannya akan meningkat kalau dia tersenyum.

"Engga, tadinya mau ngagetin." jawab Jea jujur dengan menunjukkan deretan gigi putihnya. Tapi memang itu kenyataannya.

Devan menghembuskan nafasnya lalu berjalan meninggalkan Jea yang menurutnya sangat mengganggu. Sudah bahagia karena tidak bertemu selama tiga hari, sekarang muncul lagi.

Dengan santainya, Jea menyusul Devan dan berdiri disampingnya dengan tangan yang memeluk lengan Devan. Lelaki itu tentu saja langsung menepisnya.

"Lo apaan sih?" tanya Devan sedikit membentak. Dia paling tidak suka kalau tangannya dipeluk seperti itu oleh seorang gadis selain keluarganya.

SELEBGRAM✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang