SELEBGRAM | 08

1.2K 200 14
                                    

"Muka lo kenapa ditekuk gitu? Udah jelek makin jelek aja lo, kayak muka Louis waktu badmood

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Muka lo kenapa ditekuk gitu? Udah jelek makin jelek aja lo, kayak muka Louis waktu badmood." tanya Ten sekalian mengejek Devan yang memasang wajah masam. Dia saat ini sedang berada dirumah Devan bersama temannya satu lagi, Kun.

Kebetulan hari ini rumah Devan sepi. Ayah ke luar kota, sedangkan bunda arisan. Devan punya dua adik, namanya Juan dan Winter. Tapi sepertinya dua manusia kelebihan hormon tolol itu sedang kencan.

Ngomong-ngomong, Louis itu nama kucingnya Ten yang wajahnya nyebelin banget kayak minta disantet. Jadi tak heran kalau Devan tidak suka disamakan dengan hewan itu.

"Gatau." jawab Devan dengan singkat yang membuat Ten ingin mencekiknya–dia bahkan sudah bergaya dengan mencekik angin. Tidak bisakah lelaki itu langsung bercerita tanpa harus dipaksa dulu? KENAPA MENYEBALKAN??

"Ini siapa, Dev?" tanya Kun yang tengah memainkan komputer milik Devan. Dia sedang melihat-lihat semua hasil jepretan Devan ketika berada di desa kemarin.

Sebenarnya Kun ini anak kedokteran. Tapi saat sudah mulai pusing dengan tugasnya, dia selalu mencari aktivitas lain dengan membantu Devan mengedit hasil jepretan pria itu. Jadi tak heran kalau hasil editannya juga tak kalah bagus dari hasil editan Devan. Berbeda dengan Ten yang kalau mau menunggah foto di instagram harus memaksa Devan atau Kun untuk mengeditkan dulu.

"Sejia, panggilannya Jia. Dia anak pak kades." jawab Devan singkat, moodnya berubah baik ketika membahas Sejia.

"Lo pergi sama Jea, tapi yang lo foto Jia. Daritadi gue cari fotonya Jea kok ga ada? Semua foto Jia." kata Kun menyimpulkan.

"Bentar-bentar, namanya kayak anak kembar anjir, Jea Jia. Jangan-jangan mereka anak kembar yang tertukar." sahut Ten berspekulasi. Tapi tidak ada yang menganggapnya.

Kun menghentikan jari telunjuknya yang sejak tadi memencet tombol panah kearah kanan pada komputer Devan.

"Buset dah, cantik banget anjrot."

Yang melihat Kun, yang memencet tombol selanjutnya Kun, yang mengedit nantinya Kun, tapi yang heboh dengan kecantikan gadis dalam foto ini malah Ten yang tak sengaja memperhatikan.

"Pantesan lo betah di desa, ternyata ada cewe secantik ini." sahut Kun memuji kecantikan gadis dalam foto ini.

Devan tersenyum bangga, "Hmm. Kalo bukan karena Jea, gue bakal lebih lama lagi disana." jawabnya yang terlihat kesal.

"Emang kenapa?" tanya Ten penasaran.

"Dahlah, kalian ga bakal ngerti."

Selalu seperti ini. Devan mengatakan sesuatu yang membuat Ten penasaran, tapi ketika ditanya malah tidak menjawabnya.

"Gue ngerti, Jea ribet kan orangnya?" tebak Kun. Oh iya, Devan lupa kalau Kun ini ternyata satu komplek perumahan dengan Jea.

"Hmm." dehem Devan membenarkan.

SELEBGRAM✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang