185. Rumaisha Binti Milhan

37 10 0
                                    


R

umaisha Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Malik adalah seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj. Beliau adalah satu dari wanita shalihah yang memiliki kedudukan istimewa di mata Rasulullah. Beliau memiliki sifat keibuan dan wajah manis menawan. Selain itu, ia juga berotak cerdas, penuh kehati-hatian dalam bersikap, dewasa, dan berakhlak mulia, sehingga dengan sifat-sifatnya yang istimewa itulah pamannya yang bernama Malik bin Nadhar melirik dan mempersuntingnya.

Sifat-sifat mulia seperti kecerdasan, kesabaran, dan kecerdasan beliaulah yang menurun kepada anaknya, yaitu Anas bin Malik, pembantu setia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan salah seorang sahabat dekat beliau. Ya, beliau merupakan ibu dari Anas bin Malik, satu dari tujuh sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling banyak meriwayatkan hadits.

Sebelum menikah dengan Abu Thalhah, suaminya ialah Malik bin Nadhar, ayah dari salah satu dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Anas bin Malik. Ketika dakwah Islam terdengar oleh Ummu Sulaim, segeralah ia dan kaumnya menyatakan keislamannya. Ummu Sulaim kemudian menawarkan Islam kepada suaminya yang ketika itu masih musyrik. Namun, di luar dugaan, Malik justru marah kepadanya dan meninggalkannya. Malik akhirnya pergi ke negeri Syam dan meninggal di sana. Setelah suami pertamanya meninggalkannya, Ummu Sulaim menikah dengan Abu Thalhah. Ketika meminangnya, Abu Thalhah masih dalam keadaan musyrik. Sehingga Ummu Sulaim menolak pinangan tersebut sampai Abu Thalhah mau masuk Islam.

Kekuatan iman yang dimiliki Ummu Sulaim begitu kuat, sampai-sampai saat Abu Thalhah sedang berusaha untuk menikahinya, dia menawarkan mahar yang mewah dan harta yang banyak. Sekali lagi, Ummu Sulaim tidak goyah. Sekali pun beliau tidak tergoda dengan kenikmatan dunia yang ditawarkan oleh Abu Thalhah. Setelah mendapatkan penolakan dan Ummu Sulaim mengatakan bahwa jika memang dia akan beragama Islam maka datangilah Rasulullah. Akhirnya, Abu Thalhah bergegas menjumpai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam berseru, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”

Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikit pun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada illah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.”

Menurut adz-Dzahabi, Ummu Sulaim meriwayatkan empat belas hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu di antaranya muttafaq ‘alaih, satu hadits khusus diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan dua hadits oleh Muslim. Ummu Sulaim wafat pada masa kekhalifan Utsman bin Affan. Semoga Allah meridhainya dan menempatkannya dalam Firdaus yang tertinggi, beserta para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin.

Banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah Ummu Sulaim, dari kecerdasannya, keberaniannya, ketaatannya dalam agama, serta bagaimana beliau dapat mempertahankan keyakinannya walaupun ditawarkan kemewahan dunia. Sebagai muslimah masa kini, maka sifat-sifat beliau ini dapat menjadi pegangan dalam hidup. Karena sesungguhnya seorang muslimah itu haruslah tangguh dan kuat dalam hal kebaikan apa pun sehingga nantinya dapat mencetak generasi muslim yang madani. InsyaaAllah.

Dakwah IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang