104. kisah nabi Ibrahim as yg tdk terbakar api

94 8 0
                                    



Nabi Ibrahim mampu menundukkan mereka dengan argumentasi dan logik berfikir yang sehat. Tetapi mereka membalasnya dengan menetapkan akan menggantungnya di dalam api. Sungguh ini sangat mengherankan. Suatu mahkamah yang mengerikan digelar di mana si tertuduh akan dihukum dengan pembakaran.

Demikianlah masalah pergulatan antara pemikiran, atau antara nilai-nilai, atau antara prinsip-prinsip selalu terjadi dan selalu membara di tengah-tengah masyarakat. Nabi Ibrahim sudah berusaha untuk menggugah hati dan fikiran Ketika beliau mengisyaratkan kepada tuhan yang paling besar dan menuduhnya bahwa ialah yang menghancurkan tuhan-tuhan yang lain. Nabi Ibrahim meminta kepada mereka untuk bertanya kepada para tuhan itu, tentang siapa yang membuatnya hancur. Tetapi para tuhan itu tidak mampu berbicara lalu mengapa manusia menyembah sesuatu yang tidak mampu berbicara dan tidak mengerti apa-apa.

Ketika Nabi Ibrahim berhasil merobohkan argumentasi mereka, maka orang-orang yang sombong bangkit untuk menenangkan suasana. Para penentang itu tidak mahu manusia akan menyembah selain berhala. Mereka pun mengatakan akan menggantung dan akan membakar Ibrahim hidup-hidup. Nabi Ibrahim pun ditangkap lalu disiapkanlah tempat pembakaran. Para penentang itu berkata kepada pengikutnya: “Bakarlah Ibrahim, dan tolonglah tuhan kalian jika kalian benar-benar menyembahnya.” Mereka pun terpengaruh dengan ucapan tersebut. Mereka pun menyiapkan alat-alat untuk membakar Nabi Ibrahim.

Tersebarlah berita itu di kerajaan dan di seluruh negeri. Manusia-manusia berdatangan dari berbagai pelosok, dari gunung-gunung, dari berbagai desa, dan dari berbagai kota untuk menyaksikan balasan yang diterima bagi orang yang berani menentang tuhan, bahkan menghancurkannya

Semua penduduk Babylon telah dikerahkan mencari kayu api untuk dijadikan api unggun. Api unggun yang besar itu dibuat untuk membakar nabi Ibrahim sebagai hukuman atas kesalahan yang telah dilakukan olehnyASemua kayu yang ada telah diambil dan dikumpulkan di satu kawasan lapang. Kayu-kayu yang dikumpulkan amatlah banyak sehingga melampaui ketinggian bangunan yang ada di kawasan itu. Ketinggiannya tidak mampu dijangkau oleh tangan manusia lagi dan memenuhi kawasan yang begitu luas sekali. Kayu-kayu yang dikumpulkan amatlah banyak kerana semua orang ikut mengumpulkan, anak kecil, orang besar, tua dan muda semuanya berpartisipasi mengumpulkan kayu api tersebut.

Apabila kayu api telah banyak, mereka pun mulailah menghidupkan api untuk membakar Nabi Ibrahim. Api terbakar dengan begitu cepat kerana kayu-kayu yang dikumpulkan itu kering dan berada di kawasan padang pasir yang panas. Hawa panas amat terasa sehingga tidak tertahan oleh kulit manusia. Namun begitu, mereka semua tidak berganjak sedikitpun dari kawasan api unggun tersebut. kerana ingin melihat sendiri hukuman itu dijalankan.

Sebelum nabi Ibrahim dilemparkan kedalam api tersebut, kedua tangan dan kakinya telah diikat dengan rantai supaya tidak dapat lari daripada hukuman itu. Bukan saja tangan dan kakinya diikat, malah seluruh badannya juga telah dililit dengan rantai. Ketika orang ramai sangat cemas menantikan upacara tersebut dijalankan, Nabi Ibrahim kelihatan tenang saja. Mukanya tidak menunjukkan rasa takut untuk menempuh cobaan dan ujian tersebut. Lagipun nabi Ibrahim amat yakin dengan janji dan pertolongan yang dijanjikan oleh Allah terhadap hamba-hamba-Nya.

Mereka menggali lubang besar yang dipenuhi kayu-kayu, batu-batu, dan pohon-pohon lalu mereka menyalakan api di dalamnya. Kemudian mereka mendatangkan manjaniq, yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk melempar Nabi Ibrahim ke dalam api sehingga ia jatuh ke dalam lubang api. Mereka meletakkan Nabi Ibrahim setelah mereka mengikat kedua tangannya dan kakinya pada manjaniq itu. Api pun mulai menyala dan asapnya mulai membumbung ke langit. Manusia yang melihat peristiwa itu berdiri agak jauh dari galian api itu kerana saking panasnya. Lalu, seorang tokoh dukun memerintahkan agar Ibrahim dilepaskan ke dalam api. Tiba-tiba malaikat Jibril berdiri di hadapan Nabi Ibrahim dan bertanya kepadanya: “Wahai Ibrahim, tidakkah engkau memiliki keperluan?” Nabi Ibrahim menjawab: “Aku tidak memerlukan sesuatu darimu.”

Dakwah IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang