[12] Jaehyun sakit?

11.4K 1K 14
                                    

Jaehyun tepar di atas ranjang miliknya. Sekarang ini ia memang sedang menginap di rumah orang tuanya karena ia sedang sakit.

Sudah dari tiga hari yang lalu, pria Jung itu merasa tidak enak badan. Kepalanya akan terasa sangat pusing di pagi hari, saking pusingnya ia akan muntah-muntah, apalagi kalau dirinya sampai melihat sinar matahari, muntah-nya bisa lebih prarah, biarpun tidak ada yang akan ia muntahkan.

Kenapa Jaehyun menginap di rumah orang tuanya? Padahal di rumahnya ada sang istri yang harusnya merawat dirinya yang sedang sakit. Itu karena si nyonya muda itu harus sekolah. Taeyong sudah tidak bisa sering absen karena sudah akan mengahadapi ujian kelulusan.

Ini adalah konsekuansi yang harus Jaehyun terima saat memiliki istri yang masih sekolah seperti Taeyong. Jaehyun tidak menyalahkan Taeyong, karena pada dasarnya dia yang memberikan izin kepada istri mungilnya itu untuk lanjut sekolah walaupun mereka sudah menikah.

"Jaehyunie? Apa kau masih pusing? Kita ke dokter saja ya sayang?" Nyonya Jung masuk ke kamar sang anak sembari membawa teh hangat untuk anaknya yang sedang sakit.

Tak bisa di pungkiri nyonya Jung sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya itu. Sudah tiga hari anak itu sakit seperti ini. Padahal setahu nyonya Jung anaknya itu sangat jarang sakit, walau pun pernah tapi tidak sampai tiga hari seperti ini. Apalagi anaknya itu sering mengeluh pusing dan mual.

"Tidak usah Eomma. Mungkin aku hanya kecapean, makanya sering pusing" tolak Jaehyun. Ia bersadar pada kepala ranjang lalu meminum teh hangat yang di bawa sang ibu.

"Bukan hanya sering pusing. Kau bahkan selalu muntah pagi hari, lalu saat makan juga kau suka tiba-tiba ingin muntah" nyonya Jung mengingat, jika kemarin pagi Jaehyun memang muntah saat sarapan dengan nasi goreng sosis. Padahal nasi goreng itu adalah makanan kesukaan sang anak.

"Mungkin pecernaan ku terganggu Eomma. Pokonya aku tidak ingin ke dokter"

Nyonya Jung menghela nafas pasrah. Jaehyun memang keras kepala, kadang nyonya Jung tidak bisa berbuat apa-apa jika sang anak sudah menolak sesuatu.

"Yasudah kalau begitu istirahatlah. Jangan memainkan ponsel dulu" nyonya Jung langsung mengambil ponsel Jaehyun saat anak itu ingin mengambil benda persegi itu.

"Tapi aku ingin menghubungi istriku Eomma" kata Jaehyun, tidak terima ponsel di ambil ponselnya.

"Tidak ada. Nanti juga istrimu kemari saat dia sudah selesai sekolah. Pokoknya istirahat" tekan nyonya Jung dan memaksa sang anak untuk berbaring.

Jaehyun hanya pasrah saja karena memang kepalanya masih berdenyut sekarang. Tapi dia juga merindukan istri mungilnya.

"Tirai jendela tolong di tutup, Eomma. Aku benci sinar matahari, membuatku tambah pusing saja," ujar Jaehyun sebelum menyamankan diri di atas kasur.

"Dasar anak aneh" gerutu nyonya Jung tidak habis pikir.

••••

Ten tidak hentinya tertawa keras. Bahkan seluruh siswa di dalam kelasnya memandangnya dengan heran. Ada apa dengan lelaki manis berdarah thailand itu- pikir mereka.

"Hahahah! Benarkah kau melakukan itu pada Ahjumma itu? Sungguh itu terdengar lucu" Ten memegang perutnya yang keram karena terlalu lama tertawa.

"Ya. Pelakor memang harus di perlakukan seperti itu. Jika kita hanya diam maka mereka akan menganggap kita lemah dan itu menjadi peluang bagi mereka untuk semakin menjadi merebut suami kita," ujar Winwin.

"Nah benar! Aku setuju denganmu winie" seru Taeyong ketika temannya itu mengeluarkan kata bijaknya.

Ya, Winwin dan Jungwoo memang ikut mendengar cerita Taeyong tentang dia yang memberi pelajaran pada wanita yang beberapa hari lalu selalu mengganngu suaminya.

"Kenapa kau baru cerita padaku Yongie?" Tanya Ten.

"Itu karena kau selalu tidak ada waktu untuk ku ajak cerita. Kau terlalu sibuk dengan paman Johnny"balas Taeyong. Ia menjadi sedikit kesal saat mengingat sahabatnya itu sudah jarang bersama dirinya karena sibuk mempersiapkan acara tunangannya dengan paman Johnny.

Memang Ten dan Johnny akan segera bertunangan. Setelah acara Johnny mengajak Ten menikah di kediaman Taeyong dan Jaehyun waktu itu, tiga hari kemudian Johnny mengunjungi rumah orang tua Ten untuk meminta restu. Dan tentu setelah mendapat restu kedua keluarga itu memutuskan untuk menggelar acara pertunangan dulu, nanti setelah Ten lulus sekolah baru di adakan pernikahan.

"Yongie? Aku masih mau berterimah kasih padamu karena kau telah membelikan ku laptop waktu itu" kata Jungwoo. Ia masih belum percaya kalau sekarang dia sudah punya laptop karena di belikan secara cuma-cuma oleh Taeyong.

"Tidak masalah Uwu. Itu juga karena aku sedang memberi pelajaran pada suamiku. Maka aku menghabiskan uangnya saja waktu itu" ujar Taeyong.

Memang waktu itu setelah Taeyong habis menghajar Rose. Si nyonya muda langsung meminta kartu hitam suaminya, lalu mengajak ketiga teman nya -Ten, Winwin, Jungwoo- untuk berbelanja sampai puas. Padahal waktu itu Ten baru habis menangis karena terharu atas pengakuan Johnny, sedangkan Winwin dan Jungwoo terpaksa meninggalkan kekasih mereka masing-masing.

"Beruntung waktu itu Winie mampir ke rumahku saat Eomma ku menuduhku melakukan hal-hal aneh sampai bisa membeli laptop dengan harga semahal itu" Jungwoo menjadi ingat waktu itu ibunya marah dan menunduhnya yang tidak-tidak saat ia memperlihatkan laptop barunya. Untung Winwin sempat mampir lalu mejelaskan jika itu memang di belikan oleh teman mereka, Winwin bahkan sampai memperlihatkan laptop miliknya juga.

Jungwoo memang berasal dari orang yang kurang berada. Bahkan Jungwoo sekolah disini saja memakai beasiswa. Tapi meski begitu teman-teman nya tidak mempermasalahkan keberadaan nya. Teman-teman nya menerima Jungwoo dengan tangan terbuka dan apa adanya.

Ponsel Taeyong berbunyi. Membuat mereka langsung menatap benda persegi di atas meja itu. Terpampang nama 'Eomma Jung' disana. Dengan cepat Taeyong mengangkat panggilan itu.

"Halo Eomma?"

"Taeyongie! Suamimu masuk rumah sakit!"

"APA?!"











•TBC•


Morning☕

MARRY • JAEYONG✔  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang