[25] RS

7.2K 731 19
                                    

Hanya hening yang terasa di depan ruang IGD di mana Taeyong sedang di tangani oleh dokter.

Nyonya Jung serta nyonya Lee yang mendapat kabar jika anak mereka di larikan ke rumah sakit, pun langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan segera kerumah sakit tempat sang anak dan menantu di rawat. Begitu pula dengan tuan Jung serta tuan Lee.

Dan sekarang keluarga Jung dan Lee serta Seo-- karena nyonya Seo dan Johnny masih disana-- tengah menunggu dokter yang menangani menantu keluarga Jung di dalam sana. Mereka menunggu dengan perasaan harap-harap cemas, takut terjadi sesuatu dengan menantu keluarga Jung itu.

Disisi lain, Ten sedang pergi ke kantin rumah sakit untuk membelikan makanan untuk Jiya. Karena gadis kecil itu merengek lapar setelah lelah menangis melihat sang mommy kesakitan tadi.

"Keluarga Jung Taeyong?"

Jaehyun yang sedari tadi menunduk serta menangis dalam diam, segera menegakkan tubuhnya lalu menghampiri dokter perempuan yang baru saja keluar dari IGD tempat sang istri di tangani.

"Saya suaminya, Dok. Bagaimana keadaan istri serta anak saya?" Jaehyun mengusap kasar lelehan air matanya karena terlalu khawatir menunggu jawaban dari sang Dokter. Sunggu!, ia sangat takut terjadi apa-apa pada malaikat-malaikatnya.

"Nyonya Jung Taeyong tidak apa-apa. Beliau hanya kurang istirahat serta banyak pikiran. Itulah penyebab ia pendarahan ringan," jelas sang Dokter.

Penjelasan sang dokter membuat semua orang yang tadinya tegang bisa melemaskan bahu mereka. Pun Jaehyun tak pernah berhenti berucap syukur pada tuhan karena ia telah menjaga istri tercintanya.

"Tapi janin di dalam perut nyonya Jung melemah. Jadi beliau harus di rawat sampai janin nya kembali sehat. Saya sarankan, jangan membuat nyonya Jung terbebani oleh pikiran apalagi sampai stres. Dan tolong berikan vitamin serta susu ibu hamil, agar bayinya tetap kuat dan sehat." Setelah itu, dokter wanita tersebut pamit pergi untuk memeriksa pasien lain.

Jaehyun kembali berucap syukur saat mendengar calon anaknya terselamatkan. Walau harus di rawat agar kuat kembali, dan itu membuat calon ayah tersebut merasa bersalah kepada anaknya yang masih di dalam perut sang istri. Kini Jaehyun sadar, jika istrinya pasti banyak memikirkan tentang masa lalu serta siapa Jiya sebenarnya dalam hidupnya.

"Jaehyun? Temuilah istrimu, dia pasti membutuhkanmu sekarang. Dan berhentilah menagis, apa tidak malu di lihat oleh, Jiya?" Tuan Jung menyadarkan sang anak yang kembali melamun. Membuat anak lelakinya itu segera menghapus air matanya.

"Daddy! Daddy! Gendong" Jiya yang sedari tadi berada di dalam gendongan Johnny meminta sang ayah menggendong dirinya. sebelumnya Jiya di gendong oleh Ten, tetapi sang calon suami segera mengambil alih karena tidak memperbolehkan lelaki mungil keturuan thailand itu menggendong yang terlalu berat di saat kandungannya masihlah rentan.

"Kemari, kita temui Mommy" Jaehyun segera mengambil Jiya lalu segera masuk kedalam ruangan UDG dimana Taeyong tengah terlelap di bangsal rumah sakit.

"Sayang?" Jaehyun mengelus rambut halus istrinya. Sungguh, ia benar-benar tak henti mengucap syukur karena istri serta sang calon anak bisa terselamatkan. Jaehyun berjanji pada dirinya sendiri, jika mulai saat ini ia tidak akan membuat sang istri kesakitan apalagi berakhir di rumah sakit seperti ini. Ia tidak sanggup melihat orang tercintanya kesakitan.

"Maaf.." Jaehyun mati-matian menahan air matanya agar tidak tumpah lagi. Ia tidak bisa membayangkan jika saja salah satu dari malaikat kebahagiannya tidak terselamatkan. Mungkin ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

"Daddy? Apa Mommy tidul?" Jiya yang duduk di pinggir ranjang rumah sakitpun, tak tahan untuk bertanya. Sedari tadi matanya tak lepas untuk melihat bergantian wajah sang Daddy dan Mommy nya.

"Iya sayang. Mommy sedang tidur" Jaehyun mengelus rambur panjang Jiya yang di ikat kuda. Jaehyun tidak berbohong, jika wajah Jiya semakin kesini semakin mirip dengan wajah ibu kandungnya. Nancy Jewel.

"Daddy! Mommy bangun!" Jiya berseruh saat melihat mata mommy-nya perlahan terbuka.

Jaehyun tersenyum senang sekaligus lega saat mata taeyong perlahan terbuka tapi di sertai ringisan kecil di bibir mungil sang istri.

"Sayang? Apa ada yang sakit? Di mana yang sakit? Sebentar aku panggilkan dokter dulu" Jaehyun sudah akan berlari keluar, tetapi tidak jadi saat tangannya di jekal oleh lelaki cantik itu.

"Jangan pergi. Aku tidak apa-apa" ujar Taeyong dengan suara yang serak.

"Mau minum?" Tanya Jaehyun dan di angguki oleh sang istri.

"Apa masih ada yang sakit?" Jaehyun kembali bertanya, di sertai tangannya yang mengelus perut buncit sang istri.

Taeyong menggeleng, matanya bergulir untuk melihat kesekitar,"aku sudah tidak apa-apa" mata Taeyong berhenti saat tatapannya bertemu dengan mata polos anak perempuannya yang sedari tadi hanya diam melihat iteraksi kedua orangtua nya.

"Jiya? Beri mommy ciuman di pipi" pinta Taeyong. Dan anak gadis kecilnya itu langsung berantusias mendekat tapi tentunya dengan hati-hati, karena ia takut membuat sang Mommy kembali kesakitan.

Chup
Chup
Chup
Chup
Chup

"Kenapa jadi banyak sekali?" Taeyong terkekeh saat anaknya itu malah mencium keseluruh wajahnya.

Ya. Jiya mencium kening lalu kedua pipi, hidung dan terakhir bibir mommy-nya.

"Kalena Jiya sayang Mommy" jawab gadis kecil itu dengan senyum lebar hingga matanya berbentuk lekukan bulan sabit.

"Dan sayang Dedek juga"

Chup
Chup

Jiya beralih mencium perut buncit Taeyong dua kali. Dan itu membuat senyum haru sepasang suami istri yang melihat berkembang manis.

"Jiya tidak sayang Daddy? Kenapa tidak mencium Daddy juga?" Jaehyun mengelus rambut anak gadis itu, membuat Jiya mendongak untuk melihat wajah sang Daddy.

"Daddy mendekatlah"
Jaehyun segera mendekatkan wajahnya. Dan *iya langsung mencium kedua pipi Daddy-nya itu.

"Kalena Jiya lebih sayang Mommy, jadi Jiya cuma kasih cium di pipi saja untuk Daddy" kata gadis itu dengan jujur nan polos. Membuat tawa Taeyong menggema karena  gadis kecil itu. Mungkin ini sudah saatnya Taeyong menerimah sepenuhnya Jiya dalam hidupnya, menjadikan anak gadis itu seperti anaknya sendiri. Dan tentu karena Jiya tidak bersalah sama sekali disini, jadi Taeyong tidak punya alasan untuk tidak menyukai anak gadis cantik itu.

"Eyy?! Kalian sedang bahagia kenapa tidak mengajak-ngajak kami"

Atensi Jaehyun serta Taeyong langsung terpusat pada beberapa orang yang baru saja masuk, bersama salah satu suster yang membawa kursi roda.

"Eomma, peluk" Taeyong merentangkan tangannya meminta peluk saat ia melihat Eomma-nya.

Karena tidak tahu eomma siapa yang di maksud, Nyonya Jung serta Lee sama-sama menghampiri Taeyong dan memeluk anak mereka itu. Jadilah mereka berpelukan bertiga. Dan itu membuat para suami mereka hanya menggelengkan kepala melihatnya.

"Maaf. Nyonya Jung Taeyong sudah saatnya di pindahkan ke ruang inap" sang suster yang tadi masuk bersama, pun bersuara. Membuat pelukan nyonya Jung dan Lee harus di lepaskan.

"Baiklah."









TBC.


MARRY • JAEYONG✔  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang