Bonus Chapter

770 84 100
                                    

Pusing.

Satu kata yang menggabarkan keadaanku sekarang. Bagaimana tidak, kemarin sore setelah Calvin mendapatkan imunisasinya ia menjadi sangat rewel-karena badannya hangat, ditambah Harry juga ikut tumbang karena suamiku itu begadang beberapa hari belakangan karena mendadak asistennya mengundurkan diri dengan alasan keluarga yang Harry sendiri tidak bisa berkata apapun. Dengan kondisi Harry yang tumbang, maka Zayn yang mengantarku ke dokter untuk imunisasi Calvin dan aku bersyukur kemarin Zayn sedang tidak ada pekerjaan yang mengejarnya.

Harry tidak tidur denganku, pria itu memilih tidur di kamar ruangtamu karena aku yang memintanya untuk tidak dekat dengan Calvin untuk sementara waktu mengingat kondisinya juga yang kurang baik, mau tidak mau ia pun menurut. Dua hari sudah Harry tumbang dan aku tidak bisa mengurusnya sepenuhnya karena perhatianku lebih pada Calvin, apa lagi dengan keadaan sekarang yang membuatku pusing.

Begadang sendirian, mengurus Calvin dari pagi hingga bertemu pagi sendiri, membersihkan rumah pun aku harus mencuri waktu dan melakukannya sangat cepat. Harry sempat membantuku menyapu dan tebak apa yang terjadi? Belum ada 5 menit, suamiku itu meraba-raba tembok karena kakinya tidak kuat menopang tubuhnya dan kepalanya pusing bukan main.

Mau tahu yang lebih pusing lagi? Mertuaku sedang berada di Australia untuk menghadiri acara keluarganya, sementara ibuku sedang menemani ayahku pergi ke London untuk menghadiri undangan. Clara sedang sibuk mengurus kedua orangtuanya dan harapanku satu-satunya jatuh pada Zayn, meskipun ia datang setelah pulang kerja-saat jam dinding menujukan pukul 6 sore atau 7 malam, meski begitu aku tetap bersyukur sepupuku itu bisa datang ke rumahku sekedar membantuku mengurus Calvin atau membersihkan rumahku.

"Aleena."

Aku menoleh melihat Harry yang duduk di sofabed, wajahnya yang pucat masih bisa menampilkan senyum manisnya. "Kita cari asisten rumah tangga saja, ya?"

Ini bukan pertama kalinya Harry mengusulkan mencari ART dan aku selalu menolaknya karena saat itu Clara masih sering bermain ke rumah kami, tapi untuk kali ini aku merasa usulan Harry perlu dicoba.

"Aku tidak tega melihatmu mengurus semuanya sendiri, Al. Mengurus Calvin saja sudah menguras tenagamu, kan? Sampai kau menjadi saingan panda."

Aku mengeructkan bibirku, berjalan ke arah Harry yang sudah mengubah posisinya menjadi rebahan. Ia mengangkat tangan kanannya-memintaku berhenti, namun aku enggan mengikuti rambunya.

Ini sudah hari kedua aku tidak seranjang dengan suamiku ini, berbicara dengan jarak yang tidak dekat sesuai perintahnya dan tentu saja aku merindukannya. Untuk sekarang, aku masa bodoh dengan larangannya yang memintaku jangan mendekat nanti bisa tertular sakitnya.

Aku menjatuhkan tubuhku di atas tubuhnya dan telingaku dapat mendengar rintihannya karena perlakuanku yang seenaknya menjatuhkan diri di atas tubuh kekarnya yang meskipun sakit tetap membuatku merasa nyaman berada di atas tubuh kekarnya.

"I miss you."

Harry mengerjapkan matanya, mulutnya terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu tapi ia tutup kembali, sementara aku menyenderkan kepalaku pada dadanya-spot kesukaanku, biarkan Calvin kali ini bersama dengan pamannya-Zayn.

"I miss you too, istriku." Balasan Harry membuatku mendongak melihatnya.

Senyuman tipis terlihat begitu jelas pada wajah pucatnya, ditambah mata sayunya terlihat begitu jelas dan tentu saja aku merutuki diriku tidak bisa mengurus suamiku tidak baik.

"Maaf?" Kataku seperti sebuah pertanyaan, aku menenggelamkan wajahku pada dadanya yang terbalut kaus putih, "aku bukan istri yang baik, bahkan saat uncle sakit seperti ini aku tidak bisa mengurusmu."

ZARRY || H.S✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang