"ALEENA OI ALAL!"
Aku mengelus dadaku sambil mengumpat saat melihat sepupuku dengan cengiran tak berdosanya membuat jantungku hampir copot.
Aku mendelik memberinya kepalan tangan kananku membuatnya menyengir kemudian bibirnya membentuk bibir bebek dengan suara 'muah' yang ia lakukan untukku dan tidak menyentuhku, jadi tenang saja.
Senyuman manisnya ia pamerkan dengan beberapa totebag merahmuda yang ia taruh dihadapanku.
"Wow, long time no see ya. How are you my baby, Clara told me ab--"
"Sudah sejauh mana perempuan itu membocorkan hal ini hah?!"
"Sejauh kau sempat liburan dengan pria tampan nan kaya itu, how lucky you are my little bee. Ak--"
Blablabla aku tidak mendengar celotehannya karena malas tentu saja topiknya mengenai Harry, Harry, dan Harry, kenapa, sih, nama Harry selalu ada disekelilingku?!
Gemas aku mengambil beberapa lembar selada dan aku masukan paksa ke dalam mulut Zayn hingga pria itu melotot dan mengelurkan sayuran yang tidak ia sukai.
"Fuck!" ucapnya dengan meneguk minumannya dengan cepat dan aku hanya tertawa melihatnya, puas!
Disinilah aku sekarang bersama sepupuku, Zayn Malik, ku akui pria ini cukup dalam katagori tampan, wajahnya ketimuran dan yang baru aku sadari rambut-rambut tipis yang dulunya tumbuh dipipinya sekarang sudah hilang, hanya saja rambut tipis di dagunya masih membuatnya tambah tampan.
Wajah tampannya memang terkesan dingin tapi sangat berbanding terbalik, Zayn tidak seperti itu, bahkan ia terbilang pria ramah yang tidak irit bicara.
"Apa?" tanyaku saat menyadari tatapan mendeliknya padaku.
Zayn menghela napasnya menggeleng. "Jadi kau serius akan menikah secepat ini?"
Aku bergedik, aku memang sedang dalam tahap pengenalan untuk jenjang yang serius nanti, tapi bukan berarti aku akan menikah bulan depan juga, jangan bercanda!
"Aku akan pindah kesini, tugasku di Canada sudah selesai dan aku resign."
"Hah?!"
"Hah katamu? Respon apa itu Nyonya Levine?"
Aku memukul kepala Zayn pelan. "Berlebihan sekali Tuan Malik," cibirku.
"Aku serius, Al, aku akan bekerja disini dan akan interview 2 h--shit."
Zayn mengumpat padahal aku tidak memukulnya, matanya tidak bisa lepas menatap sesuatu dibelakangku, aku diam selama beberapa detik dan Zayn masih sama kemudian aku membalikan sedikit badanku.
Fuck, pandanganku tidak bisa lepas dari pria yang datang bersama dengan perempuan yang sialnya terlihat cantik dan anggun dengan balutan dress kuning yang melekat pada tubuhnya yang putih membuat kesan manis.